Demo Indonesia Menginspirasi Unjuk Rasa Gen-Z Nepal, Ini Fakta-faktanya
Demo besar di Indonesia pada Agustus lalu dinilai telah menginspirasi protes mematikan di Nepal. Ada beberapa persamaan dari kedua gerakan protes nasional ini.
Sanjeev Sanyal, Penasihat Ekonomi Perdana Meteri India Narendra Modi, adalah pejabat yang merinci persamaan demo tersebut.
Di Nepal, demonstran Gen-Z membakar gedung Parlemen dan rumah-rumah pejabat, termasuk kediaman pribadi Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli—pemimpin yang akhirnya mengundurkan diri.
"Terlepas dari apa pun pandangan orang terhadap rezim PM Oli atau masa depannya, toolkit yang sama digunakan terlalu sering di kawasan ini. Kita melihat mahasiswa dijadikan ‘umpan’ di Bangladesh, Sri Lanka, dan baru-baru ini di Indonesia. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa ‘organik’ sebenarnya peristiwa-peristiwa ini," tulis Sanyal di X, seperti dikutip Economic Times.
Baca Juga: 7 Alasan Gen-Z Nepal Turun ke Jalan, Salah Satunya Tren #NepoBaby dan #NepoKidsMenurut laporan The Himalayan Times, Kamis (11/9/2025), gedung-gedung politik dan rumah tokoh pemimpin partai berkuasa Nepali Congress (NC), Sher Bahadur Deuba, juga dirusak massa.
Sedangkan laporan The Kathmandu Post menyebutkan para pengunjuk rasa menyerang rumah Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Prithvi Subba Gurung, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Bishnu Paudel, Gubernur Bank Sentral Nepal Biswo Paudel, serta mantan Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak.
Demo berdarah di Nepal pecah sejak Senin lalu, di mana 19 orang tewas. Pemicu awal demo adalah larangan media sosial yang diberlakukan pemerintah, namun kebijakan ini akhirnya dicabut pada Senin malam.
Meski demikian, protes sudah terlanjur berkembang menjadi gerakan luas melawan dugaan korupsi dan salah urus politik.
Sebelum mengundurkan diri, PM Oli menggelar pertemuan semua partai pada Selasa malam dan menyerukan ketenangan. “Saya sedang berdialog dengan pihak-pihak terkait untuk menilai situasi dan menemukan solusi yang bermakna. Saya dengan rendah hati meminta semua saudara-saudari untuk tetap tenang dalam situasi sulit ini," katanya.
Fakta-fakta Demo Indonesia dan Nepal
1. Pemicu Demo
•Demo Indonesia dipicu oleh tunjangan perumahan DPR Rp50 juta per bulan di tengah kesulitan ekonomi.•Demo Nepal dipicu dipicu oleh larangan media sosial, yang dirasa membungkam kebebasan berekspresi.
Keduanya bermula dari kebijakan yang dianggap mencerminkan arogansi elite politik.
2. Tuntutan Demonstran
•Demo Indonesia awalnya menuntut pembatalan tunjangan DPR, namun kemudian melebar ke tuntutan “17+8": anti-oligarki, anti-korupsi, penghapusan outsourcing, dan lainnya.
•Demo Nepal awalnya memprotes larangan media sosial, korupsi, dan salah urus negara. Namun kemudian berkembang jadi tuntutan pengunduran diri semua pejabat pemerintah.
Tuntutan demonstran di kedua negara sama-sama berubah dari isu tunggal menjadi gerakan rakyat melawan elite politik.
3. Demonstran Didominasi Gen-Z
•Demo Indonesia didominasi kalangan Gen-Z (mahasiswa dan pelajar), dan didukung kaum buruh muda dan komunitas kreatif seperti seniman dan aktivis digital.•Demo Nepal dipelopori Gen-Z, yang memobilisasi massa melalui media sosial sebelum diblokir sesaat oleh pemerintah.Kaum muda menjadi wajah utama perlawanan dalam demo di kedua negara.
4. Simbol Animasi "One Piece"
•Demo Indonesia: Simbol animasi “One Piece” jadi ikon perlawanan, menandakan solidaritas rakyat melawan elite politik.•Demo Nepal: Simbol animasi "One Piece" juga jadi ikon perlawanan, diperkuat dengan pengibaran bendera nasional dan seruan patriotik yang berujung penargetan langsung ke rumah pejabat dan kantor partai politik.
Demo di kedua negara sama-sama mengandalkan simbol yang mudah dikenali untuk memperkuat identitas gerakan.
5. Respons Pemerintah Mirip
•Demo Indonesia: Presiden Prabowo Subianto merespons dengan reshuffle kabinet, mencabut tunjangan DPR, berjanji membenahi birokrasi, dan pengerahan pasukan ke jalan-jalan.•Demo Nepal: PM Oli menyerukan dialog, menggelar pertemuan semua partai, dan mengerahkan tentara menjaga objek vital.
Respons pemerintah kedua negara sama-sama mencoba meredam gejolak dengan kombinasi pengerahan pasukan keamanan dan negosiasi.



