Anak Buah Ayatollah Khamenei: Israel Tak Berdaya Dihujani Rudal Iran
Israel merasa putus asa di bawah serangan rudal Iran selama perang 12 hari awal musim panas ini. Demikian disampaikan Kepala Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Larijani.
Larijani, yang merupakan anak buah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan komentar itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi pemerintah setelah kembali dari kunjungan ke Irak dan Lebanon.
"Musuh mengira mereka memiliki kemampuan pertahanan paling tinggi, tetapi hujan rudal Iran benar-benar membuat mereka tak berdaya," katanya dalam program televisi berjudul "Tehran–Tel Aviv".
Baca Juga: Iran Nyatakan Perang Melawan Israel Belum Berakhir, Rudal Paling Dahsyat Belum Digunakan
Larijani mengutip seorang pejabat regional yang mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan kepadanya bahwa Iran "sudah tamat" sehari setelah perang dimulai, tetapi pada hari keempat atau kelima mengakui Israel memiliki "masalah besar."
Namun, Larijani memperingatkan militer Iran agar tidak bersikap terlalu angkuh."Kita tidak boleh menjadi arogan, karena musuh mempelajari hal-hal ini dan menemukan metode baru. Kita melakukan hal yang sama dan tidak boleh bertindak hanya dengan satu metode militer," ujarnya, seperti dikutip dari Iran International, Senin (18/8/2025).Data resmi yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan bahwa Iran dan Israel sama-sama menderita kerugian ekonomi selama perang 12 hari pada bulan Juni.
Namun, para pemimpin militer di kedua belah pihak terus melanjutkan perang kata-kata, dengan panglima militer Israel bersumpah untuk siap melakukan serangan lebih lanjut dan Staf Umum Iran memperingatkan "respons yang jauh lebih kuat" terhadap setiap serangan di masa mendatang oleh Israel atau pun Amerika Serikat.
"Infiltrasi Musuh Itu Serius"
Larijani juga mengatakan bahwa perang bulan Juni itu berbeda karena keterlibatan langsung Washington. "Itu terjadi secara langsung," katanya kepada penyiar televisi tersebut."Amerika, yang selalu bersembunyi di balik isu-isu regional, turun tangan sendiri. Menteri pertahanan mereka secara eksplisit memerintahkan pengeboman tersebut," paparnya, mengacu pada pengeboman tiga situs nuklir Iran oleh Amerika Serikat.Setelah disingkirkan dari kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir, Larijani kini tampaknya ditugasi memulihkan kohesi dalam postur pertahanan Republik Islam Iran yang terpecah belah.
Siaran televisi tersebut berusaha memperkuat perannya sebagai ahli strategi sekaligus juru bicara bagi sikap Iran pascaperang—menggambarkan konflik tersebut sebagai bukti jangkauan dan ketahanan Iran sekaligus mengakui kerentanan yang mendalam.
"Strategi dan cara Iran bergerak melawan Israel merupakan sebuah pencapaian. Tentu saja kami juga memiliki kelemahan," kata Larijani.
"Masalah infiltrasi musuh ke dalam Iran adalah masalah serius. Kami memiliki kelemahan yang menyakitkan," paparnya.
