Miliarder Ini Wariskan Kekayaan Rp86,8 Triliun, tapi Diserahkan Bertahap hingga 1.750 Tahun
Mendiang miliarder properti Hong Kong Hui Sai Fun telah mewariskan kekayaan sekitar HKD42 miliar (lebih dari Rp86,8 triliun). Namun kekayaan itu tidak serta diserahkan langsung, tapi harus bertahap hingga 1.750 tahun.
Warisan itu diperuntukkan bagi keturunannya, termasuk putra tunggalnya yang masih hidup.
Alih-alih membagi kekayaannya di antara para ahli waris secara langsung seperti biasanya, Hui menempatkan seluruh kekayaannya dalam sebuah perwalian yang membayar HKD2 juta per bulan untuk lima belas anggota keluarganya, termasuk putranya, Julian Hui.
Keputusan miliarder ini, yang meninggal dunia pada usia 97 tahun di tahun 2018, mengejutkan media Hong Kong, yang saat itu menyebutnya "miliarder pelit". Sementara Julian dan istrinya menjadi bahan ejekan orang-orang.
Baca Juga: Perempuan Pribumi Ini Menang Ultramaraton 63 Km usai Berjalan 14 Jam untuk Mencapai Garis Start
Bikin Ulah! Tank-Tank Israel Kelur Garis Batas Perjanjian Gencatan Senjata, Kepung Warga Gaza
Namun, mereka yang akrab dengan sejarah keluarga tersebut tahu bahwa cara Hui mengelola asetnya mencerminkan karakter, visi jangka panjang, dan pemahaman mendalamnya tentang kepribadian putranya.Kekayaan keluarga Hui berawal dari ayah Hui, Hui Oi Chow, yang lahir dari keluarga petani di Provinsi Guangdong, China tenggara.
Karena kesulitan keuangan, Oi Chow tidak mampu membiayai pendidikan formal di masa kecilnya. Pada usia 10 tahun lebih, dia mengikuti ayahnya ke dermaga untuk bekerja sebagai kuli angkut, membawa dan mengangkut barang.
Selama bertahun-tahun bekerja keras di pelabuhan, dia melihat peluang dari gelombang perdagangan pesisir yang semakin besar dan menabung untuk membeli kapal kargo pertamanya, yang secara resmi melangkah ke industri transportasi laut.
Dia kemudian memperluas bisnisnya hingga mencakup puluhan kapal besar dan operasi yang mencakup Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika, sehingga mendapatkan gelar "raja kapal", menurut laporan The Standard, Jumat (15/8/2025). Dia kemudian merambah ke bisnis real estate dengan Central Development.
Hui adalah anak bungsu dari tiga putra Oi Chow, tetapi memiliki ketajaman bisnis terbaik. Setelah kedua kakak laki-lakinya meninggal dunia lebih awal, Hui mengambil alih bisnis tersebut.
Tidak seperti ayahnya, Hui menjalani kehidupan yang sangat sederhana, jarang muncul di depan umum, menurut laporan Tatler Asia.Dia tidak terjerumus dalam jerat kekayaan seperti banyak pewaris kaya lainnya. Dia memahami bahwa mempertahankan kekayaan bahkan lebih sulit daripada mengumpulkannya, jadi dia bekerja keras untuk melestarikan warisan ayahnya.
Di tengah fluktuasi pasar, dia memilih jalan stabilitas dan tetap berpegang pada logistik dan properti.
Dia emudian memutuskan untuk menjual bisnis kapal pengiriman barang seharga ratusan juta dolar Hong Kong dan menggandakan investasinya di bidang real estate.
Melalui strateginya untuk membeli dengan harga murah dan bertahan untuk jangka panjang, dia secara bertahap membangun portofolio aset berkualitas tinggi. Dia juga merambah dunia perbankan dan media.
Manajemennya yang terampil membuat bisnis keluarga berkembang pesat dan mendorongnya masuk ke dalam jajaran 10 miliarder teratas Hong Kong.
Dia dan istrinya dikaruniai dua putra dan seorang putri. Putra tertua, yang pernah dipersiapkan sebagai pewaris kerajaan bisnis karena bakatnya sejak dini dan harapan tinggi yang Hui berikan kepadanya, meninggal dunia karena sakit pada tahun 2014. Tanpa pilihan lain, Hui beralih ke Julian untuk meneruskan warisan tersebut.Namun tidak seperti kakak laki-lakinya, Julian, yang dimanja sejak kecil, kurang tekun dan kurang tertarik pada dunia bisnis.
Dikenal sebagai "pewaris playboy", dia sering muncul di pesta-pesta dan sering menjadi sasaran rumor hubungan asmara dengan selebritas.
Pada tahun 1991, dia menikahi Pansy Ho, putri mendiang "Raja Kasino" Stanley Ho, dalam sebuah pernikahan yang difasilitasi oleh ayahnya untuk membangun aliansi bisnis. Namun, pernikahan itu tidak bahagia dan berakhir beberapa tahun kemudian.
Pada tahun 2008, Julian menikahi Michele Reis, Miss Hong Kong 1988 yang telah terlibat dalam berbagai skandal, meskipun ditentang oleh orang tuanya.
Hal ini membuat Hui semakin khawatir tentang reputasi dan masa depan keluarga. Di matanya, putra bungsunya tidak memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mengelola kekayaan keluarga, sementara citra dan masa lalu menantu perempuannya dapat berdampak negatif pada reputasi mereka.Menyadari dengan jelas bahwa putranya tidak dapat diandalkan untuk menjaga kekayaannya, dia memutuskan untuk mendirikan dana perwalian untuk memastikan keamanan dan pertumbuhan jangka panjang serta mencegah kerugian akibat manajemen yang buruk atau pemborosan.
Tunjangan bulanan yang tetap tidak hanya menjamin kehidupan yang nyaman bagi keturunannya, tetapi juga mengekang gaya hidup boros dan mendorong mereka untuk berusaha lebih keras.
Praktik ini tidak jarang dilakukan oleh orang-orang super kaya di Hong Kong dan juga di seluruh dunia. Keluarga Stanley Ho, misalnya, juga mendirikan perwalian setelah dia meninggal dunia sehingga anak-anaknya hanya akan menerima sejumlah uang tertentu setiap bulan.
Terlepas dari batasan-batasan yang diberlakukan oleh keluarga Hui, Julian masih hidup mewah bersama istrinya, tinggal di apartemen dupleks milik keluarga, bergaul di kalangan elite, dan menghindari skandal keuangan besar.
Bagi mendiang miliarder tersebut, warisan terbesar yang ditinggalkannya bukan hanya HKD42 miliar, tetapi sebuah mekanisme untuk membantu melestarikan kekayaan lintas generasi.









