Israel Usir Pastor Katolik Italia karena Sebut Zionis Lakukan Genosida di Gaza
Otoritas berwenang Israel telah mengusir seorang pastor Katolik Italia. Musababnya, pastor itu secara terbuka menggambarkan serangan militer Zionis Israel di Gaza sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.
Pastor Don Nandino Capovilla asal Venesia, Italia, tiba Bandara Ben-Gurion pada hari Senin. Namun, pihak berwenang Israel mencegatnya dan menyatakan bahwa dia dideportasi dengan alasan menimbulkan kekhawatiran keamanan publik.
Pastor Capovilla melakukan perjalanan untuk bergabung dalam "ziarah keadilan di Tanah Suci" dengan rencana mengunjungi Betlehem, Yerusalem, dan Tepi Barat bersama 15 orang lainnya. Ziarah itu dipimpin oleh Uskup Agung Giovanni Ricchiuti, presiden Pax Christi Italia, sebuah gerakan perdamaian Katolik yang beranggotakan 120 organisasi di seluruh dunia.
Baca Juga: Gawat! Netanyahu Ingin Wujudkan Israel Raya, Incar Mesir hingga Irak
Capovilla dihentikan segera setelah turun dari pesawat dan diberikan formulir keputusan mengenai penolakan masuk ke Israel, yang dia tolak untuk tanda tangani, menurut laporan The Jerusalem Post.Dokumen tersebut menyatakan bahwa dia tidak diizinkan memasuki Israel."Mengacu pada pertimbangan yang berkaitan dengan keamanan publik, keselamatan publik, atau ketertiban umum," bunyi dokumen tersebut.
"Orang tersebut akan dikeluarkan dari Israel sesegera mungkin dan sementara ini akan ditahan di fasilitas yang ditunjuk," lanjut dokumen tersebut, yang dikutip The New Arab, Kamis (14/8/2025).
Dokumen itu menyebutkan bahwa Capovilla, mantan koordinator nasional Pax Christi, secara terbuka menggambarkan serangan Israel di Gaza sebagai genosida terhadap rakyat Palestina, yang merupakan konsensus yang berkembang di antara organisasi-organisasi hak asasi manusia dan para pakar di seluruh dunia.
Dia baru-baru ini ikut menulis "Under the Gaza Sky" bersama Betta Tusset, sebuah buku yang menghimpun kesaksian dari Gaza dan mengutuk apa yang mereka gambarkan sebagai "pembantaian berkelanjutan" warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Pastor tersebut memberi tahu para pengikutnya di Facebook bahwa dia telah menghabiskan tujuh jam di fasilitas penahanan Israel sebelum diterbangkan ke Siprus dan selanjutnya ke Italia melalui Frankfurt.Dia mendesak para jurnalis untuk mendedikasikan satu baris saja "untuk kesejahteraan saya" dan berfokus pada menuntut sanksi terhadap negara yang mengebom masjid dan gereja sebagai bagian dari kesalahan, sementara Israel terus melanjutkan serangan berdarah dan brutalnya di Gaza.
Gereja di Gaza telah menjadi sasaran serangan brutal Israel, sementara umat Kristen Palestina telah menjadi korban pengeboman massal dan pengepungan di wilayah tersebut.
"Saya tidak mengizinkan jurnalis mana pun untuk mewawancarai saya tentang tujuh jam penahanan saya kecuali mereka juga menulis tentang orang-orang yang telah menjadi tawanan di tanah mereka sendiri selama tujuh puluh tahun," imbuh dia.
Uskup Agung Ricchiuti, yang tiba di Betlehem bersama delegasi lainnya, mengatakan bahwa dia tidak diberi penjelasan apa pun mengenai deportasi tersebut, tetapi dia yakin hal itu terkait dengan buku Capovilla.
"Kami sudah mencoba segalanya, berusaha sekuat tenaga, tetapi sayangnya sia-sia. Kami di sini, dari Roma dan Venesia, dalam sebuah ziarah sebagai bagian dari kampanye kami untuk keadilan dan perdamaian: [bangun] jembatan, bukan tembok," ujarnya.Perjalanan Pax Christi telah mendesak parlemen dan pemerintah Italia untuk mengutuk Israel, menghentikan semua ekspor senjata ke negara tersebut, dan mengakui Negara Palestina.
Sekitar 9.900 warga Palestina telah dipenjara oleh Israel, termasuk 3.498 yang ditahan tanpa pengadilan, dengan peningkatan besar dalam jumlah penahanan sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023. Penyiksaan, termasuk pemerkosaan terhadap tahanan, dilaporkan tersebar luas di fasilitas-fasilitas tahanan Zionis Israel.
Serangan terhadap Gaza telah menewaskan sedikitnya 61.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil dan sebagian besar wilayah Palestina hancur menjadi puing-puing.




