Makin Menjadi-jadi, Israel Blokir 430 Jenis Bahan Makanan Masuk Gaza

Makin Menjadi-jadi, Israel Blokir 430 Jenis Bahan Makanan Masuk Gaza

Global | sindonews | Selasa, 12 Agustus 2025 - 21:08
share

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan Israel masih memblokir masuknya lebih dari 430 bahan makanan ke wilayah tersebut. Pemblokiran itu dilakukan Israel meskipun telah mengizinkan beberapa truk bantuan lewat bulan lalu di bawah tekanan internasional.

Kantor tersebut mengatakan, “Barang-barang yang dilarang masuk Gaza termasuk daging beku dari segala jenis, ikan beku, keju, produk susu, sayuran beku, dan buah-buahan, bersama dengan ratusan barang lain yang dibutuhkan oleh mereka yang kelaparan dan sakit."

Pernyataan tersebut mengatakan pelonggaran sebagian yang diumumkan pada 27 Juli belum mencabut pembatasan luas terhadap makanan dan barang-barang penting lainnya.

Ditambahkan, Israel telah secara langsung menargetkan sumber makanan, dengan tidak hanya mencegah bantuan, tetapi juga dengan sengaja mengebom 44 bank makanan, menewaskan puluhan pekerja di dalamnya, dan menargetkan "57 pusat distribusi makanan dengan pemboman".

Sebelumnya, Al Jazeera melaporkan kantor media Gaza menuduh COGAT, badan militer Israel yang melaporkan pengiriman bantuan ke wilayah kantong tersebut, atas "upaya menyedihkan untuk menutupi kejahatan yang terdokumentasi secara internasional, yaitu kelaparan sistematis penduduk Jalur Gaza".Sementara itu, kegagalan Israel untuk "mengendalikan narasi" perangnya di Gaza kemungkinan besar merupakan motivasi utama di balik pembunuhan Anas al-Sharif, jurnalis Al Jazeera dan rekan-rekannya di Kota Gaza, menurut Sultan Barakat, profesor kebijakan publik di Universitas Hamad Bin Khalifa, Qatar Foundation.

"Satu hal yang gagal sepenuhnya dikendalikan (pemerintah Israel) adalah narasi dan kebenaran tentang apa yang terjadi," ujar Barakat kepada Al Jazeera. "Dan itu sebagian besar berkat liputan berani dari para jurnalis lokal."

"Saya pikir kegagalan mengendalikan narasi telah tercermin dalam tsunami perubahan opini publik di seluruh dunia, termasuk di pemerintahan," ujar dia.

“Netanyahu jelas berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam hal penggambaran tentang apa yang terjadi di Gaza. Dan mungkin motivasi nomor satu itulah yang mendorongnya untuk menyingkirkan seluruh tim (Al Jazeera)," kata Barakat.

Baca juga: India Kirim 20.000 Pekerja ke Israel untuk Gantikan Warga Palestina sejak Genosida Gaza

Topik Menarik