India Kirim 20.000 Pekerja ke Israel untuk Gantikan Warga Palestina sejak Genosida Gaza

India Kirim 20.000 Pekerja ke Israel untuk Gantikan Warga Palestina sejak Genosida Gaza

Global | sindonews | Selasa, 12 Agustus 2025 - 17:07
share

Lebih dari 20.000 pekerja India telah pindah ke Israel untuk menggantikan para pekerja Palestina sejak perang genosida di Gaza dimulai. Data itu diungkap pemerintah India.

Menanggapi pertanyaan yang diajukan seorang anggota parlemen di parlemen pekan lalu, Kirti Vardhan Singh, menteri negara di Kementerian Luar Negeri, mengatakan antara November 2023 dan Juli 2025, sekitar 20.000 pekerja telah tiba di Israel.

Singh mencatat 6.730 pekerja konstruksi dan 44 pengasuh telah tiba berdasarkan perjanjian kerangka kerja bilateral yang ditandatangani antara kedua negara pada November 2023.

Selain itu, 7.000 pekerja lain di sektor pengasuhan dan 6.400 pekerja konstruksi tiba melalui apa yang ia sebut sebagai "jalur swasta".

Pengungkapan Kamis lalu merupakan laporan paling komprehensif dan terperinci tentang pemindahan pekerja India ke Israel dan menggarisbawahi bagaimana New Delhi terus memainkan peran penting dalam membantu Israel mempertahankan perekonomiannya.

Tindakan India ini terjadi ketika Israel menghadapi seruan yang semakin meningkat untuk diisolasi di arena internasional atas perang yang berkelanjutan di Gaza.Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 18.430 anak-anak dan telah diakui beberapa negara, serta kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para ahli terkemuka, sebagai tindakan genosida.

Ratusan ribu lainnya telah terluka, dan seluruh penduduk Gaza kini menghadapi kelaparan karena Israel terus memberlakukan blokade bantuan yang menyebabkan kelaparan di seluruh wilayah yang terkepung.

Kelangkaan Tenaga Kerja di Israel

Di Israel, upaya perang telah menghantam perekonomian negara itu. Pembatalan izin kerja lebih dari 70.000 warga Palestina juga menyebabkan kekurangan tenaga kerja di beberapa sektor.

Sektor konstruksi, khususnya, dengan cepat terhenti karena kekurangan tenaga kerja yang memicu biaya yang lebih tinggi.

Menanggapi kekurangan tenaga kerja, Asosiasi Pembangun Israel mendesak pemerintahnya pada November 2023 untuk merekrut pekerja dari India.

Dalam beberapa bulan terakhir, ribuan pekerja konstruksi India mengantre panjang di luar pusat-pusat perekrutan di berbagai negara bagian di seluruh negeri, dengan putus asa berharap mendapatkan pekerjaan.Keadaan menyedihkan di lokasi-lokasi perekrutan, menurut para ekonom, menunjukkan pertumbuhan ekonomi India hanyalah fatamorgana bagi kaum miskin.

Meskipun termasuk di antara negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, studi tahun 2024 dari World Inequality Lab menyimpulkan ketimpangan pendapatan di India kini termasuk yang tertinggi di dunia, yang seringkali berujung pada kekurangan lapangan kerja penuh waktu.

Upaya merekrut pekerja India guna menggantikan pekerja Palestina selama pemboman Israel di Gaza mendorong Dewan Pusat Serikat Buruh Seluruh India (AICCTU) untuk menyerukan kepada para pekerja agar menolak upaya perekrutan tersebut.

"Kami menyerukan kepada semua pekerja untuk menolak 'proyek bunuh diri' yang akan menimbulkan kesulitan besar dan membahayakan nyawa mereka!" seru serikat pekerja tersebut.

Menurut Dynamic Staffing Services, agen perekrutan India yang mengklaim telah mendatangkan ribuan pekerja konstruksi ke Israel, para pekerja tersebut digaji dengan upah hingga tiga kali lipat lebih tinggi daripada yang akan mereka peroleh di India.Mereka juga menggambarkan peran India dalam rekonstruksi Israel sebagai "krusial".

"Di masa lalu, Israel bergantung pada pekerja Palestina dan pekerja migran dari negara lain, tetapi situasi politik telah meninggalkan kekosongan yang besar," ungkap agen tersebut dalam pernyataan pada bulan Februari.

"Akibat kebutuhan mendesak ini, Israel telah meminta bantuan dari India, dan hubungan ini secara bertahap membentuk dasar proses rekonstruksi negara tersebut," tambah agen tersebut.

Pemerintah India mengatakan sekitar 220 pekerja India yang pergi ke Israel selama dua tahun terakhir melalui jalur swasta pulang "terutama karena ketidakcocokan keterampilan dan kendala bahasa".

Seorang pekerja pertanian tewas dalam konflik Israel-Lebanon pada Maret 2024, menurut pemerintah.Disebutkan pekerja tersebut tewas dalam serangan dari Lebanon pada Maret 2024.

"Tiga warga negara India terluka, satu orang dalam serangan roket dari Gaza pada 7 Oktober 2023 dan dua lainnya dalam serangan dari Lebanon pada Maret 2024," ungkap pemerintah.

Selama bertahun-tahun, ribuan warga India telah bepergian ke Israel untuk bekerja sebagai pengasuh, pedagang berlian, dan profesional TI.

Pada tahun 2022, warga India merupakan proporsi mahasiswa asing tertinggi di Israel.

Baca juga: Manila Prihatin 2 Kapal China Tabrakan saat Kejar Kapal Filipina