Capres Kolombia yang Ditembak Kepalanya saat Kampanye Kini Meninggal

Capres Kolombia yang Ditembak Kepalanya saat Kampanye Kini Meninggal

Global | sindonews | Selasa, 12 Agustus 2025 - 07:40
share

Miguel Uribe Turbay, seorang senator yang menjadi calon presiden (capres) Kolombia, telah meninggal dunia pada hari Senin atau dua bulan setelah kepalanya ditembak saat berkampanye pada 7 Juni lalu. Dia meninggal di usia 39 tahun.

Uribe telah menjalani beberapa operasi selama perawatan di rumah sakit akibat penembakan tersebut.

Kondisinya sempat membaik selama bulan Juli, tetapi kemudian memburuk selama akhir pekan lalu akibat pendarahan di sistem saraf pusatnya. Demikian disampaikan pihak rumah sakit yang merawatnya kemarin.

Baca Juga: Horor, Capres Kolombia Miguel Uribe Turbay Ditembak Kepalanya saat Kampanye

Pembunuhan capres itu membangkitkan kenangan akan kekerasan politik yang intens di masa lalu Kolombia. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, empat kandidat presiden dibunuh dalam serangan terpisah yang dituduhkan dilakukan oleh kartel narkoba yang bersekutu dengan regu tembak paramiliter sayap kanan.“Kamu akan selalu menjadi cinta dalam hidupku,” ujar istri Uribe, Maria Claudia Tarazona, di Instagram pada Senin pagi waktu setempat.

“Terima kasih atas hidup yang penuh cinta, terima kasih telah menjadi ayah bagi anak-anak perempuanku, ayah terbaik bagi Alejandro," paparnya, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/8/2025).

“Aku memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan kepadaku agar aku dapat belajar hidup tanpamu,” imbuh dia. “Beristirahatlah dalam damai, cinta dalam hidupku, aku akan menjaga anak-anak kita.”

Kematian Uribe menambah tragedi dalam sejarah keluarganya yang penuh gejolak.

Ibunya, jurnalis Diana Turbay, tewas pada tahun 1991 dalam misi penyelamatan yang gagal setelah diculik oleh Kartel Medellin, yang dipimpin oleh gembong narkoba Pablo Escobar.Keluarganya merupakan tokoh penting dalam politik Kolombia. Kakek dari pihak ibu, Julio Cesar Turbay, menjabat sebagai presiden Kolombia dari tahun 1978 hingga 1982, sementara kakek dari pihak ayah, Rodrigo Uribe Echavarria, memimpin Partai Liberal dan mendukung kampanye presiden Virgilio Barco yang sukses pada tahun 1986.

"Tanpa Keamanan, Tidak Ada Apa-apa"

“Kolombia membutuhkan kepemimpinan, persatuan, dan kerja keras. Perdamaian tidak dapat dicapai melalui impunitas,” ujar Uribe kepada sesama anggota Parlemen pada bulan Juli 2024, pada hari pembukaan sidang legislatif.

“Hanya kebijakan keamanan yang serius yang akan mendorong para penjahat untuk meletakkan senjata dan tunduk pada hukum," ujarnya saat itu.

"Tanpa keamanan, tidak ada apa-apa. Kemakmuran dicapai melalui peluang dan peluang dengan investasi, tetapi agar ada investasi, perlu ada aturan dan insentif yang jelas," imbuh dia.

Uribe sendiri telah menikmati peningkatan karier politik yang pesat, menjadi anggota Parlemen yang diakui untuk partai sayap kanan Democratic Center dan calon presiden yang dikenal karena kritik tajamnya terhadap pemerintahan Presiden Gustavo Petro yang berhaluan kiri.Pada usia 25 tahun, dia terpilih menjadi anggota dewan kota Bogota, di mana dia merupakan penentang keras Petro, yang saat itu menjabat sebagai wali kota ibu kota, mengkritik penanganan Petro terhadap pengelolaan sampah dan program sosial.

Pada tahun 2016, di usia 30 tahun, Uribe diangkat menjadi sekretaris pemerintah kota, orang termuda yang memegang posisi tersebut.

Dia mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada tahun 2018 untuk memulai pencalonan wali kota Bogota yang gagal sebagai calon independen.

Dalam pemilihan legislatif 2022, Uribe memimpin daftar Senat untuk partai Democratic Center dengan slogan "Colombia First", dan memenangkan satu kursi di majelis tersebut.

Di sana, Uribe mengukuhkan perannya sebagai salah satu suara oposisi utama bagi Petro, mengkritik strategi perdamaian pemerintah yang bertujuan mengakhiri konflik bersenjata enam dekade di Kolombia. Uribe mengatakan strategi tersebut justru menjadi bumerang, karena pemerintah telah menghentikan serangan terhadap kelompok bersenjata karena perundingan damai gagal.

Dia telah mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari partai Democratic Center dalam pemilihan presiden 2026.

Mantan Presiden Alvaro Uribe, pemimpin partai Democratic Center dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan senator yang telah meninggal tersebut, menyebut Miguel Uribe sebagai "harapan bagi tanah air."