Menteri Israel Serukan Pembunuhan Presiden Al-Sharaa, Geng Elite Suriah Janjikan Sungai Darah

Menteri Israel Serukan Pembunuhan Presiden Al-Sharaa, Geng Elite Suriah Janjikan Sungai Darah

Global | sindonews | Jum'at, 18 Juli 2025 - 07:17
share

Sebuah kelompok geng bersenjata elite Suriah bernama "Red Bands" menjanjikan "sungai darah" jika Israel melukai Presiden Ahmed Al-Sharaa. Ini sebagai respons setelah para menteri Israel menyerukan pembunuhan presiden Suriah tersebut.

Geng Red Bands, yang dilaporkan bagian dari tentara Suriah, menyampaikan peringatan tersebut kepada Israel dalam bahasa Arab dan Ibrani.

Peringatan itu juga muncul setelah serangan udara Israel pada hari Rabu menargetkan sekitar istana presiden di Gunung Qasioun, pinggiran Damaskus.

Baca Juga: Menteri Israel Serukan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa Dibunuh: Dia Teroris!

Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan empat serangan udara yang menargetkan gedung Staf Umum Militer Suriah di Lapangan Umayyah di Ibu Kota Suriah, Damaskus, dan menghancurkan gedung tersebut sepenuhnya.

Sebelumnya pada hari yang sama, pesawat nirawak Israel melancarkan dua serangan terhadap gedung tersebut.Militer Israel menginvasi Suriah dengan dalih membela kelompok Druze yang terlibat perang saudara dengan suku Badui di kota Sweida selama beberapa hari dan menewaskan ratusan orang. Pasukan pemerintah Suriah memasuki kota tersebut untuk intervensi, namun ditentang militer Israel.

Channel 12 Israel melaporkan bahwa Angkatan Darat Zionis sedang bersiap untuk pertempuran selama beberapa hari di Suriah, di mana pesawat tanpa awak dan pesawat tempur sedang direlokasi untuk mempersiapkan serangan tersebut.

Menurut laporan media tersebut, Divisi ke-98 Angkatan Darat Israel telah dipersiapkan untuk kemungkinan pemindahan dari Gaza ke Suriah.

Sebuah brigade penerjun payung Angkatan Darat Israel juga diperkirakan akan tiba di Suriah, yang menunjukkan bahwa sejauh ini, 160 serangan pesawat nirawak dan jet tempur telah dilakukan, sebagian besar di wilayah tersebut.

Provinsi selatan Sweida juga sedang diserang oleh Israel.Seorang pejabat Israel mengatakan pasukan militer sedang dikerahkan di Dataran Tinggi Golan sebagai persiapan untuk pertempuran selama beberapa hari, seraya mencatat bahwa telah terjadi "pertukaran pesan dengan Amerika mengenai masalah ini".

Ahmed Al-Sharaa merebut kekuasaan Suriah setelah menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024. Sejak itu, Al-Sharaa menjadi presiden sementara Suriah.

Menteri-menteri Israel Serukan Pembunuhan Presiden Al-Sharaa

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, telah menyerukan pembunuhan Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa, menandai seruan kedua dari seorang menteri Israel dalam 24 jam.

"Gambar-gambar mengejutkan dari Suriah membuktikan satu hal: sekali jihadis, tetap jihadis," ujar Ben Gvir dalam sebuah pernyataan video, mengacu pada latar belakang Presiden Al-Sharaa.

"Siapa pun yang membunuh, mencukur kumis, mempermalukan, dan memperkosa tidak dapat diajak bernegosiasi, dan satu-satunya hal yang dapat dilakukan adalah melenyapkan al-Jolani," paparnya, merujuk pada nama samaran Al-Sharaa, Mohammad al-Jolani, sebagaimana dikutip The Times of Israel, Jumat (18/7/2025).Menteri sayap kanan tersebut juga mengatakan: "Saya mencintai kaum Druze di Israel dan merangkul mereka dengan hangat. Saya katakan kepada mereka: kita harus memukul kepala ular," ujarnya.

Pada hari Senin, Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, juga menyerukan pembunuhan Presiden Al-Sharaa, menuduhnya sebagai "seorang teroris dan pembunuh brutal."

"Jika terlihat seperti Hamas, berbicara seperti Hamas, dan bertindak seperti Hamas, maka itu memang Hamas," kata Chikli, menyamakan Al-Sharaa dan pemerintahannya dengan kelompok perlawanan Palestina.

"Kita tidak boleh berpangku tangan menghadapi rezim teroris Islam-Nazi yang dipimpin oleh elemen-elemen al-Qaeda berjas. Sharaa adalah teroris. Lebih baik kita singkirkan dia sekarang," seru Chikli.

Chikli menuduh pemerintah Suriah melakukan pembantaian terhadap kaum Druze, sementara dirinya mengabaikan kejahatan perang Israel di Gaza, Tepi Barat, serta serangan terhadap negara-negara regional lainnya, termasuk Lebanon, Yaman, dan Iran. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga bergabung dalam kampanye hasutan tersebut, merujuk pada pembantaian brutal yang dilakukan oleh rezim Ahmed Al-Sharaa terhadap kaum Druze di Suriah selatan.

Dia mengeklaim hal itu membuktikan bahwa kepemimpinan Suriah selalu ekstremis yang kejam dan brutal.

Smotrich mengatakan Israel harus mempertahankan kendali atas zona penyangga dan Gunung Hermon, wilayah yang diduduki Israel sejak jatuhnya rezim Assad. "Untuk melindungi permukiman di Dataran Tinggi Golan," katanya.

"Kami akan terus membela Druze di Suriah selatan dengan segala cara yang diperlukan," paparnya.

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shibani mengatakan bahwa melindungi komunitas Druze adalah tanggung jawab Suriah, dan memperingatkan kekuatan asing agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah.

Topik Menarik