Menteri Israel Serukan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa Dibunuh: Dia Teroris!

Menteri Israel Serukan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa Dibunuh: Dia Teroris!

Global | sindonews | Kamis, 17 Juli 2025 - 10:18
share

Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, telah menyerukan pembunuhan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa. Dia menyebut Al-Sharaa sebagai "teroris" dan "pembunuh brutal".

Pernyataannya muncul setelah tentara dan pasukan keamanan Suriah memasuki kota Sweida di selatan, tempat bentrokan mematikan antara kelompok Druze dan suku Badui telah pecah dalam beberapa hari terakhir.

Tak lama kemudian, pada hari Rabu, serangan udara Israel menghantam target-target di Ibu Kota Suriah, Damaskus, termasuk area di dekat Kementerian Pertahanan dan istana presiden.

Baca Juga: Momen Horor Penyiar TV Suriah Lari saat Live Ketika Gedung di Dekatnya Dibom Israel

Setidaknya tiga orang tewas dan 18 orang terluka, menurut laporan awal pihak berwenang Suriah. Militer Israel mengatakan serangan itu dilancarkan di bawah arahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sedang diburu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang di Gaza."Jika terlihat seperti Hamas, berbicara seperti Hamas, dan bertindak seperti Hamas, maka itu memang Hamas," kata Chikli, menyamakan Sharaa dan pemerintahannya dengan kelompok perlawanan Palestina.

"Kita tidak boleh berpangku tangan menghadapi rezim teroris Islam-Nazi yang dipimpin oleh elemen-elemen al-Qaeda berjas. Sharaa adalah teroris. Lebih baik kita singkirkan dia sekarang," seru Chikli.

Chikli menuduh pemerintah Suriah melakukan pembantaian terhadap kaum Druze, sementara dirinya mengabaikan kejahatan perang Israel di Gaza, Tepi Barat, serta serangan terhadap negara-negara regional lainnya, termasuk Lebanon, Yaman, dan Iran.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich juga bergabung dalam kampanye hasutan tersebut, merujuk pada pembantaian brutal yang dilakukan oleh rezim Ahmed al-Sharaa terhadap kaum Druze di Suriah selatan.

Dia mengeklaim hal itu membuktikan bahwa kepemimpinan Suriah selalu ekstremis yang kejam dan brutal.Smotrich mengatakan Israel harus mempertahankan kendali atas zona penyangga dan Gunung Hermon, wilayah yang diduduki Israel sejak jatuhnya rezim Assad. "Untuk melindungi permukiman di Dataran Tinggi Golan," katanya.

"Kami akan terus membela Druze di Suriah selatan dengan segala cara yang diperlukan," paparnya, seperti dikutip The New Arab, Kamis (17/7/2025).

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shibani mengatakan pada Senin lalu bahwa melindungi komunitas Druze adalah tanggung jawab Suriah, dan memperingatkan kekuatan asing agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah.

Pada hari Senin, terdapat laporan saksi mata bahwa para milisi yang berafiliasi dengan pemerintah Suriah telah melakukan "eksekusi lapangan" terhadap warga sipil Druze di Sweida, sementara video menunjukkan pria-pria Druze dianiaya dan dipermalukan oleh pasukan pemerintah Suriah.

Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, mengonfirmasi serangan udara Israel di Sweida pada hari Selasa tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.Pengeboman Israel bertepatan dengan pengerahan pasukan tentara Suriah dan Kementerian Dalam Negeri ke Sweida menyusul bentrokan sengit antara milisi Druze dan Badui yang dimulai pada hari Minggu, yang menewaskan atau melukai puluhan orang.

Israel secara teratur membenarkan serangan udaranya di Suriah dengan mengeklaim menargetkan kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran atau untuk melindungi komunitas Druze, terutama yang memiliki hubungan dengan Druze Israel.

Namun, sebagian besar pemimpin Druze di Suriah secara terbuka menolak intervensi asing, dan pemerintah Suriah menyatakan tetap berkomitmen untuk melindungi semua minoritas agama.

Diperkirakan terdapat 800.000 orang Druze di Suriah, sebagian besar tinggal di Sweida, pedesaan Damaskus, Quneitra, dan sebagian Idlib. Total populasi Suriah sekitar 22 juta jiwa.