Mengapa Pejuang Jihad Islam Tak Akan Tunduk kepada Zionis? Ini 4 Alasannya
Seorang pemimpin terkemuka gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina, Mohammed al-Hindi, mengatakan Israel belum menawarkan proposal praktis apa pun yang bertujuan untuk mengakhiri perang genosida Gaza. Dia mengatakan bahwa menyerah dan penghinaan tidak punya tempat dalam leksikon kelompok-kelompok perlawanan.
Mengapa Pejuang Jihad Islam Tak Akan Tunduk kepada Zionis? Ini 4 Alasannya
1. Tidak Akan Menerima Proposal Apa Pun untuk Menyerah
Wakil Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Mohammed al-Hindi, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa faksi-faksi perlawanan Palestina "tidak akan menerima proposal apa pun yang mengarah pada penyerahan diri," menekankan bahwa menyerah dan penghinaan tidak punya tempat dalam leksikon kelompok-kelompok tersebut.Ia memuji keteguhan teladan bangsa Palestina, bersama para pejuang perlawanan, dalam perjuangan melawan entitas Zionis penjajah.
Baca Juga: 6 Anak Gaza Tewas Diserang saat Ambil Air, Israel Salahkan Rudalnya Malfungsi
2. Fleksibilitas Bukan Berarti Menyerah
Hindi menyatakan bahwa tim negosiasi Palestina menunjukkan fleksibilitas yang signifikan dalam upayanya untuk menghentikan agresi terhadap Jalur Gaza.Namun, ia mengklarifikasi, Israel telah salah menafsirkan fleksibilitas tersebut dan berasumsi bahwa mereka dapat membasmi Front Perlawanan.
3. Tak Akan Menyerahkan Gaza ke Israel
Pemimpin senior Jihad Islam tersebut mencatat bahwa Israel tidak dapat membuat kemajuan lebih lanjut tanpa menanggung biaya yang signifikan dalam hal menghabiskan sumber dayanya, menekankan bahwa waktu berpihak pada perlawanan, yang tidak akan menyerah pada skema penyerahan diri Israel.Hindi menegaskan bahwa rezim pendudukan Tel Aviv berada di bawah delusi untuk dapat memaksa penyerahan diri, padahal, pada kenyataannya, waktu tidak berpihak pada mereka.Ia mengindikasikan bahwa otoritas Israel bertujuan memaksa Palestina untuk menyetujui hanya 40 wilayah Gaza, menekankan bahwa ketidakwajaran rezim tersebut menghalangi penghentian permusuhan sepenuhnya melalui perjanjian yang komprehensif.
“Perjanjian yang sedang dibahas harus memberikan jaminan yang nyata dan menetapkan penarikan Israel secara definitif dari Jalur Gaza, selain membangun mekanisme yang mengatur distribusi bantuan dan memitigasi risiko korban jiwa dan tragedi lebih lanjut,” lanjut Hindi.
4. Kegagalan Perundingan Bukan Salah Pejuang
Ia menunjuk pada kampanye misinformasi media yang dipelopori oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyalahkan pihak Palestina atas kegagalan perundingan gencatan senjata tidak langsung Gaza di Qatar.“Klaim-klaim ini tidak mencerminkan kenyataan dan merupakan bagian dari strategi untuk menipu opini publik internasional dan memberikan perlindungan politik bagi rezim pendudukan Israel,” tegasnya.
