Brigade al-Qassam Hamas Bunuh Tentara Israel setelah Gagal Menangkapnya
Sayap militer Hamas Brigade al-Qassam mengumumkan bahwa pasukannya telah membunuh seorang tentara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Tentara rezim Zionis itu dibunuh setelah pasukan Brigade al-Qassam gagal menangkapnya karena kondisi medan perang.
Mengutip laporan Anadolu, Jumat (11/7/2025), Tel Aviv telah mengakui kematian tentaranya tersebut.
Itu menandai insiden pertama dalam 14 bulan dan merupakan bagian dari operasi intensif oleh faksi-faksi perlawanan Palestina sebagai respons atas apa yang mereka sebut sebagai genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Sejak Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, 39 tentara Israel telah tewas di Jalur Gaza, menurut harian berbahasa Ibrani, Israel Hayom.
Baca Juga: Hamas Sepakat Bebaskan 10 Sandera sebagai Bagian dari Gencatan Senjata dengan IsraelDalam sebuah pernyataan, Brigade al-Qassam mengumumkan pembunuhan seorang tentara Israel tersebut.
Jamuan Makan Malam Mewah Trump untuk MBS Dihadiri Banyak Miliarder, Ada Elon Musk dan Jeff Bezos
"Kami melakukan serangan hari ini [Rabu] terhadap sekelompok tentara dan kendaraan musuh di daerah Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Younis," kata Brigade al-Qassam.
Kelompok tersebut menjelaskan bahwa pasukannya menargetkan sebuah tank Merkava, sebuah pengangkut personel lapis baja, dan dua buldoser militer menggunakan peluru Al Yassin 105.“Pejuang kami kemudian maju ke arah tentara musuh dan bertempur melawan mereka menggunakan senjata ringan. Mereka berusaha menangkap salah satu tentara, tetapi kondisi lapangan tidak memungkinkan, sehingga mereka membunuhnya dan menyita senjatanya," imbuh sayap militer Hamas tersebut.
Sementara itu, Hamas mengatakan mereka telah sepakat untuk membebaskan 10 sandera sebagai bagian dari gencatan senjata dengan Israel yang sedang diupayakan.
Kelompok perlawanan Palestina ini mengatakan perundingan gencatan senjata berlangsung sulit karena kekerasan hati Israel. Menurut Hamas, perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Doha, Qatar, memiliki beberapa poin penting, termasuk aliran bantuan, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan jaminan nyata untuk gencatan senjata permanen. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ada peluang yang sangat besar untuk gencatan senjata di Gaza minggu ini atau minggu depan.
"Kami memiliki peluang minggu ini atau minggu depan," katanya kepada para wartawan.
Sedangkan Panglima Militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir mengatakan pada hari Rabu bahwa kondisi telah diciptakan untuk kemajuan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, karena negosiasi tidak langsung sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.
"Kami telah mencapai banyak hasil yang signifikan, kami telah menyebabkan kerusakan besar pada pemerintahan dan kemampuan militer Hamas," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.


