Balas Dendam, Iran Serang Pangkalan Udara AS di Qatar

Balas Dendam, Iran Serang Pangkalan Udara AS di Qatar

Global | sindonews | Selasa, 24 Juni 2025 - 06:48
share

Iran telah menyerang Pangkalan Udara Al Udeid yang dioperasikan Amerika Serikat (AS) di Qatar, Senin tengah malam. Rudal-rudal Iran menyasar pangkalan tersebut, namun Doha mengeklaim telah mencegat setiap misil yang masuk.

Ledakan dilaporkan terjadi di sekitar Ibu Kota Qatar, Doha, saat Teheran mengumumkan telah meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Al Udeid, yang disebutnya sebagai balasan atas keterlibatan AS dalam kampanye pengeboman Israel terhadap Iran.

Serangan tersebut menyusul gelombang serangan rudal antara Israel dan Iran, di mana Israel mengebom penjara Evin, dan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengemukakan prospek perubahan rezim di Teheran, yang selanjutnya memicu situasi yang diperparah secara drastis oleh serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran selama akhir pekan.

Baca Juga: Ancaman Iran Bisa Jadi Kenyataan! Kedubes AS di Qatar Minta Warganya Berlindung

Tidak jelas apakah salah satu rudal Iran pada Senin malam telah menghindari pertahanan udara Qatar dan menghantam targetnya.Kementerian Pertahanan Qatar, yang dikutip stasiun televisi Al Jazeera, Selasa (24/6/2025), mengklaim sistem pertahanan udara negara telah mencegat rudal yang masuk, dan tidak ada yang terluka.

Televisi Al Jazeera menunjukkan rekaman puing-puing, yang dilaporkan berasal dari rudal yang dicegat, tergeletak di jalan yang tidak diketahui, dikelilingi oleh penduduk.

Seorang pejabat pertahanan AS mengonfirmasi bahwa Iran telah menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, fasilitas militer AS terbesar di Timur Tengah, dalam respons pembalasan tetapi sebagian besar bersifat simbolis terhadap serangan AS akhir pekan lalu.

Pejabat itu mengatakan Iran meluncurkan rudal balistik jarak menengah setelah mengomunikasikan langkah tersebut sebelumnya kepada pejabat Qatar dan AS. Tidak ada laporan tentang korban di pihak AS.

Trump kemudian menepis serangan itu sebagai "respons yang sangat lemah" tetapi dalam sebuah posting di platform daring miliknya sendiri, Truth Social, dia berterima kasih kepada Iran karena telah memperingatkan serangan yang akan datang, dengan mengatakan: "Yang terpenting, mereka telah mengeluarkan semuanya dari sistem mereka, dan mudah-mudahan, tidak akan ada lagi kebencian...Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan menuju perdamaian dan harmoni di kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama."

Pada hari Minggu, Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan perubahan rezim di Iran melalui unggahan media sosial. Belum ada tanggapan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.Sebelumnya pada hari Senin, Presiden Rusia Vladimir Putin menjamu Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Kremlin pada hari Senin, untuk membahas kemungkinan jalan keluar dari krisis.

Selama pertemuan itu, Putin menggambarkan serangan AS dan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran sebagai "agresi yang tidak beralasan", yang tidak dapat dibenarkan. "Tindakan Israel dan AS adalah tidak sah dan melanggar norma-norma internasional," tegasnya.

Konflik di Timur Tengah semakin meningkat setelah keputusan Trump pada akhir pekan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Setelah mengumumkan serangan itu dalam sebuah posting di Truth Social, pemimpin AS itu berulang kali mendesak Teheran untuk tidak membalas dan terlibat dalam pembicaraan, dengan mengeklaim sekarang adalah "waktunya untuk perdamaian."