Iran Bombardir 14 Situs Militer dan Industri Strategis Israel dalam Semalam
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iranmengumumkan keberhasilan penargetan 14 situs militer dan industri strategis Israel di wilayah pendudukan dalam semalam. Menurut IRGC, ini menandai gelombang ke-18 Operasi True Promise III pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari sebagai salah satu operasi rudal dan pesawat nirawak paling inovatif dan efektif dalam sejarah terkini.
Juru bicara IRGC Brigadir Jenderal Ali-Mohammad Naini menyatakan pada hari Minggu (22/6/2025) bahwa serangan tersebut telah "menghancurkan keseimbangan" mesin perang entitas Zionis. Dia memperingatkan bahwa gelombang serangan yang terus-menerus akan melumpuhkan pertahanan udara Israel.
"Operasi tersebut mengerahkan rudal Qadr jarak jauh dan kawanan pesawat nirawak kamikaze ofensif terhadap target bernilai tinggi di Haifa dan Tel Aviv," kata Naini, sebagaimana dikutip dari Tehran Times.
Baca Juga: Media Iran: Berapa Banyak Peti Mati Tentara AS yang Akan Dipulangkan Trump demi Membela Israel?
Warga Los Angeles: Trump Kerahkan 700 Marinir dan 2.000 Garda Nasional Justru Perburuk Keadaan
Menara Sail di pusat Haifa—yang menampung Laboratorium AI12 milik militer Israel dan kontraktor perangkat lunak penting untuk Kementerian Perang—mendapat serangan langsung, yang meruntuhkan bagian-bagian bangunan yang dirancang untuk mendukung kemampuan perang teknologi rezim Zionis.Target lain yang dikonfirmasi termasuk Pembangkit Listrik Hadera, Kilang Minyak Haifa, Pangkalan Udara Uda (markas komando siber), zona industri semikonduktor Kiryat Gat, dan Pusat Sistem Pertahanan Canggih Rafael—pusat pengembangan rudal.
Naini menekankan kecerdikan taktis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam "pemilihan rudal, penentuan prioritas target, dan sistem panduan", yang memungkinkan penetrasi pertahanan udara berlapis-lapis milik rezim Israel.
Gelombang ke-19, yang sudah berlangsung pada dini hari Minggu, melibatkan skuadron besar pesawat nirawak kamikaze yang menyerang target dari Galilea utara hingga gurun Negev.
Pendekatan bertahap ini, katanya, bertujuan untuk menguras habis dan membingungkan sistem pencegat rudal rezim Zionis. "Sehingga membuat mereka tidak mampu memprediksi serangan berikutnya," paparnya.
Operasi Iran ini memperluas tindakan pembelaan dirinya sebagai respons terhadap agresi Israel yang tidak beralasan, yang dimulai pada 13 Juni dan telah mengakibatkan kematian pejabat militer, ilmuwan nuklir, dan lebih dari 430 warga Iran, dengan 3.500 lainnya terluka—sebagian besar wanita dan anak-anak—menurut data dari Kementerian Kesehatan.