4 Alasan Jerman Jadi Musuh Utama Baru bagi Rusia
Rusia tidak lagi menganggap AS sebagai "negara paling tidak bersahabat", dan gelar itu sekarang jatuh ke Jerman. Itu terungkap dalam sebuah survei oleh Levada Center, sebuah organisasi yang didanai Barat yang telah ditetapkan sebagai "agen asing" di Rusia.
AS telah kehilangan posisi teratas untuk pertama kalinya dalam 13 tahun, turun ke posisi keempat dalam jajak pendapat, yang diterbitkan pada hari Kamis.
Hanya 40 dari mereka yang disurvei menyebutkan AS di antara musuh utama Rusia, dengan jumlah tersebut turun 36 dibandingkan tahun lalu.
Sikap terhadap Amerika berubah dengan kembalinya Presiden AS Donald Trump. Sejak pelantikannya, Gedung Putih telah berupaya menjadi penengah solusi diplomatik untuk konflik Ukraina, demikian catatan lembaga survei tersebut.
4 Alasan Jerman Jadi Musuh Utama Baru bagi Rusia
1. Jerman Terlalu Banyak Membantu Ukraina
Menurut penelitian tersebut, Jerman kini berada di posisi pertama, dengan 56 responden menggambarkannya sebagai "negara yang tidak bersahabat" terhadap Rusia, diikuti oleh Inggris dengan 49 dan Ukraina dengan 43.Sebelum eskalasi konflik Ukraina pada Februari 2022, hanya 16 warga Rusia yang menganggap Berlin sebagai musuh, menurut data Levada Center. Namun, setelah perang Ukraina, Jerman dianggap terlalu banyak membantu Ukraina. Baca Juga: Aliansi Eropa - Yahudi di Ujung Tanduk
2. Jerman Akan Kirim Rudal Taurus ke Ukraina
Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang menjabat pada awal Mei, telah mengintensifkan retorika agresif terhadap Rusia, sementara juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan bantuan militer yang diberikan ke Kiev oleh Berlin selama konflik dengan Moskow.Bulan lalu, Merz mengatakan bahwa Ukraina akan diizinkan untuk menggunakan senjata yang dipasok Barat terhadap Rusia tanpa batasan jangkauan.
Ia mengklaim bahwa akan "mungkin" untuk menyediakan Kiev dengan rudal Taurus Jerman, yang memiliki jangkauan lebih dari 500 kilometer dan mampu mencapai target jauh di dalam wilayah Rusia, termasuk Moskow. Kanselir baru itu juga berjanji untuk membantu pemerintah Vladimir Zelensky dengan produksi senjata jarak jauh di dalam Ukraina.
3. Rusia Ancam Jerman Akan Hancur
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bereaksi terhadap pernyataan Merz dengan menekankan bahwa "keterlibatan langsung Berlin dalam perang sekarang sudah jelas.""Jerman tergelincir ke lereng licin yang sama yang telah dilaluinya beberapa kali pada abad lalu - menuju kehancurannya sendiri," kata Lavrov, mengacu pada kekalahan yang diderita negara itu dalam Perang Dunia Pertama dan Kedua.
4. Jerman Sudah Mempersiapkan Diri Berperang dengan Rusia
Jerman tengah menyusun rencana untuk memperluas jaringan bunker dan tempat perlindungan antibomnya dengan cepat, kata pejabat perlindungan sipil paling senior di pemerintah, memperingatkan bahwa negara itu perlu bersiap menghadapi serangan dari Rusia dalam empat tahun ke depan.Israel Serang Kamp Pengungsi Palestina di Lebanon Tewaskan 13 Orang, Hamas: Perbuatan Biadab!
Ralph Tiesler, kepala Kantor Federal Perlindungan Sipil dan Bantuan Bencana (BBK), mengatakan bahwa ekonomi terbesar di Eropa itu perlu menyadari kenyataan konflik, dan bahwa dalam kondisinya saat ini Jerman kurang siap.“Selama ini, ada kepercayaan luas di Jerman bahwa perang bukanlah skenario yang perlu kita persiapkan. Namun, itu telah berubah. Kami khawatir tentang risiko perang agresi besar di Eropa,” katanya kepada kantor berita Süddeutsche Zeitung.
Tiesler menyerukan upaya nasional untuk menentukan dan mengubah terowongan, stasiun metro, garasi bawah tanah, tempat parkir mobil, dan ruang bawah tanah gedung publik menjadi tempat perlindungan untuk “dengan cepat menciptakan ruang bagi 1 juta orang”. Ia mengatakan lembaganya akan menyajikan rencana komprehensif akhir musim panas ini.
Ia menambahkan bahwa negara itu sedang berpacu dengan waktu, dan mengandalkan pembangunan fasilitas bunker baru tidaklah cukup. Tempat perlindungan seperti itu akan membutuhkan waktu lama untuk direncanakan dan dibangun serta sangat mahal, kata Tiesler. Akibatnya, struktur yang ada perlu segera dipertimbangkan dengan saksama.
Invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran di negara-negara lain, terutama di negara-negara Baltik tetapi juga di Polandia dan Jerman, bahwa Moskow dapat membuka front baru di Eropa.


