Myanmar Tangkap Anak Perempuan 6 Tahun setelah Jenderal Junta Ditembak Mati

Myanmar Tangkap Anak Perempuan 6 Tahun setelah Jenderal Junta Ditembak Mati

Global | sindonews | Minggu, 8 Juni 2025 - 08:22
share

Pihak berwenang Myanmar telah menangkap 16 orang, termasuk seorang anak perempuan berusia enam tahun, setelah seorang jenderal junta ditembak mati di Yangon bulan lalu. Belum jelas tuduhan apa yang dijatuhkan pada anak kecil tersebut.

Cho Tun Aung, brigadir jenderal yang juga mantan duta besar Myanmar untuk Kamboja, ditembak mati di luar rumahnya pada 22 Mei dalam sebuah serangan yang diklaim oleh kelompok anti-junta yang menamakan dirinya "Golden Valley Warriors".

Sekadar diketahui, militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021, menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara yang rumit dan melibatkan banyak pihak—termasuk gerilyawan pro-demokrasi dan kelompok bersenjata minoritas etnis yang bangkit kembali.

Baca Juga: Militer Myanmar Bombardir Desa yang Dikuasai Pemberontak, 40 Orang Tewas

Sebagian besar pertempuran terbatas di pedesaan dan kota-kota kecil, tetapi serangan granat dan senjata terhadap target yang terkait dengan junta dilaporkan secara teratur di Yangon, kota terbesar dan pusat komersial Myanmar.Surat kabar Global New Light of Myanmar melaporkan 16 anggota Golden Valley Warriors—13 pria dan tiga perempuan—telah ditangkap di berbagai lokasi.

Mereka yang ditahan termasuk istri dan putri berusia enam tahun dari tersangka penembak, yang diidentifikasi sebagai Myo Ko Ko, menurut surat kabar yang dikelola pemerintah tersebut. Laporan itu tidak menjelaskan apa yang dituduhkan kepada si anak perempuan tersebut.

Menurut laporan tersebut, Myo Ko Ko dan tersangka lainnya mengendarai sepeda ke rumah sang jenderal dan menembaknya sebelum melarikan diri ke rumah persembunyian.

Pemilik rumah sakit swasta, yang diduga telah memberikan perawatan kepada pembunuh jenderal, ikut ditangkap. Tersangka yang dirawat dilaporkan menderita luka tembak selama serangan tersebut.

Sementara itu, menurut surat kabar independen, The Irrawaddy, Minggu (8/6/2025), Golden Valley Warriors telah membantah bahwa 16 orang yang ditahan adalah bagian dari operasi mereka.Pembunuhan Brigadir Jenderal Cho Tun Aung adalah serangan terbaru terhadap tokoh-tokoh yang terkait dengan militer yang berkuasa yang melancarkan pengambilalihan negara tersebut pada tahun 2021 setelah menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dipilih secara demokratis.

Sejak kudeta dan pecahnya perang saudara di Myanmar, pembunuhan yang ditargetkan telah dilakukan terhadap perwira militer aktif dan pensiunan berpangkat tinggi, serta pegawai negeri senior, pejabat lokal, rekan bisnis jenderal yang berkuasa, dan tersangka informan.

Segera setelah melakukan pembunuhan tersebut, Golden Valley Warriors mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Facebook bahwa Cho Tun Aung telah mengajar keamanan internal dan antiterorisme di Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional Myanmar dan, melalui tindakannya, terlibat dalam kekejaman yang dilakukan oleh militer dalam perang saudara yang sedang berlangsung.

Junta militer telah mengalami kemunduran teritorial yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, tetapi para analis mengatakan bahwa mereka masih jauh dari kata kalah, dengan Angkatan Udara yang kuat yang dipasok oleh jet tempur Rusia dan dukungan militer dari China.

Topik Menarik