Rusia Siap Beri Elon Musk Suaka di Tengah Perseteruan dengan Donald Trump
Rusia siap memberikan suaka politik kepada miliarder teknologi Elon Musk setelah perseteruannya yang memanas dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Itu disampaikan Dmitry Novikov, Wakil Ketua Komite Duma Negara untuk Urusan Internasional.
"Saya pikir Musk memainkan permainan yang sama sekali berbeda, bahwa dia tidak akan membutuhkan suaka politik, meskipun jika dia membutuhkannya, Rusia pasti dapat menyediakannya," kata Novikov kepada kantor berita pemerintah Rusia, TASS.
Pernyataan tersebut muncul beberapa hari setelah masa jabatan Musk selama 130 hari sebagai kepala Depertemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Gedung Putih berakhir pada 30 Mei, dan di tengah meningkatnya ketegangan antara bos Tesla tersebut dengan Trump.
Baca Juga: Donald Trump dan Elon Musk Saling Ancam, Program Luar Angkasa AS dalam Bahaya
Perseteruan tersebut dimulai ketika Musk secara terbuka mengkritik "RUU Besar yang Indah" dari pemerintah, sebuah rancangan undang-undang (RUU) pajak yang luas yang menurut para ekonom dapat meningkatkan defisit AS hingga USD600 miliar.Trump menanggapi dengan menyerang Musk secara pribadi selama pertemuannya dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada 5 Juni. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump mengatakan bahwa Musk "menjadi gila".
Musk membalas di media sosial bahwa Trump—dari Partai Republik—berutang kemenangan elektoralnya kepadanya, dengan mengeklaim bahwa tanpa pengaruhnya, Partai Demokrat akan mempertahankan kendali DPR AS.
Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dan sering menyebarkan retorika anti-Barat, bercanda di X bahwa Moskow akan menjadi perantara perdamaian antara "D dan E"—merujuk pada Trump dan Musk—dengan imbalan saham Starlink.
"Jangan berkelahi, kawan," tulis Medvedev.
Elon Musk adalah tokoh kunci dalam kampanye dan pemerintahan awal Trump. Sebagai kepala gugus tugas efisiensi pemerintah, dia memimpin upaya untuk membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), yang telah memberikan bantuan lebih dari USD37 miliar kepada Ukraina. Meskipun awalnya mendukung Ukraina dan menyediakan sistem satelit Starlink untuk mendukung komunikasi militer Kyiv, Musk semakin menggemakan narasi Rusia.Miliarder tersebut, menurut laporan The Kyiv Independent, Minggu (8/6/2025), secara keliru mengeklaim bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hanya memiliki sedikit dukungan di Ukraina dan menuduh Kyiv melancarkan "penggilingan daging tanpa akhir".
Dia juga melobi untuk menentang bantuan militer AS ke Ukraina, dengan alasan hal itu hanya memperpanjang perang—sebuah pernyataan yang sering digunakan oleh pejabat Kremlin untuk mencegah dukungan Barat bagi Kyiv.
Komentar Musk telah menuai pujian dari pejabat dan propagandis Rusia, termasuk pembawa acara televisi pemerintah dan blogger militer pro-Moskow yang kini memandang miliarder tersebut sebagai sosok yang simpatik.

