Israel Sebut 40.000 Milisi dan Terowongan Masih Aktif di Gaza, Lalu Apa yang Dibom Selama Ini?

Israel Sebut 40.000 Milisi dan Terowongan Masih Aktif di Gaza, Lalu Apa yang Dibom Selama Ini?

Global | sindonews | Selasa, 27 Mei 2025 - 12:33
share

Surat kabar Walla pada hari Senin (26/5/2025) menerbitkan laporan yang merinci penilaian militer Israel terhadap situasi di Jalur Gaza setelah lebih dari 19 bulan dibombardir. Yang mengejutkan, mereka menilai sekitar 40.000 milisi pejuang Palestina masih aktif di sana.

Penilaian militer Zionis itu memicu pertanyaan tentang apa sebenarnya target yang mereka bom selama lebih dari 19 bulan terakhir. Itu juga sinkron dengan laporan Kementerian Kesehatan Gaza bahwa lebih dari 53.000 orang yang tewas dalam pengeboman brutal Israel di Gaza mayoritasnya adalah wanita dan anak-anak.

Menurut laporan Walla yang berbasis di Israel, penilaian militer Zionis memperkirakan bahwa sekitar 40.000 milisi bersenjata masih berada di Gaza, bersama dengan apa yang digambarkannya sebagai "sistem terowongan yang luas", yang terutama terkonsentrasi di Kota Gaza, Khan Younis, dan kamp-kamp pengungsi pusat.

Penilaian itu muncul saat militer Israel terus melakukan kampanye pengeboman intensif, serangan darat, dan operasi pemindahan massal warga Palestina di seluruh Jalur Gaza.

Laporan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa Hamas masih memiliki ratusan roket, tetapi menahan diri untuk tidak meluncurkannya karena khawatir terhadap penduduk sipil. Pengakuan ini bertentangan dengan narasi lama Israel bahwa kelompok perlawanan Palestina membahayakan warga sipil tanpa pandang bulu.

Militer Israel juga mengeklaim bahwa kota Khan Younis telah sepenuhnya dikosongkan dan sekitar 700.000 warga Palestina yang mengungsi sekarang berlindung di daerah Mawasi—kondisi yang oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) digambarkan sebagai "bencana" dan "tidak layak huni."

Sejak mengingkari gencatan senjata pada 18 Maret, militer Israel telah membunuh dan melukai ribuan warga Palestina di seluruh Jalur Gaza melalui pengeboman udara berdarah dan berkelanjutan.

Pada 7 Oktober 2023, setelah serangan kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas di Israel selatan, militer Zionis melancarkan perang genosida terhadap warga Palestina, menewaskan lebih dari 53.000 orang, melukai lebih dari 122.000 orang, dan lebih dari 14.000 orang masih hilang.

Meskipun banyak negara di seluruh dunia mengutuk genosida Israel, hanya sedikit yang dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban Israel.

Militer rezim Zionis tersebut saat ini sedang diselidiki atas kejahatan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), sementara para penjahat perang yang dituduh—termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu—sekarang secara resmi diburu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Menurut laporan Palestine Chronicle, genosida Gaza oleh Israel sebagian besar dipertahankan, didukung, dan dibiayai oleh Amerika Serikat dan beberapa kekuatan Barat lainnya.

Topik Menarik