Pendiri Ben & Jerry's Ditangkap karena Protes Perang Brutal Israel di Gaza

Pendiri Ben & Jerry's Ditangkap karena Protes Perang Brutal Israel di Gaza

Global | sindonews | Kamis, 15 Mei 2025 - 09:07
share

Ben Cohen, salah satu pendiri es krim Ben & Jerry's dan aktivis senior, ditangkap polisi Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu setelah memprotes kebijakan Amerika dalam perang brutal Israel di Gaza.

Protesnya itu telah menginterupsi sidang Senat untuk sesi kesaksian Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Robert F Kennedy (RFK) Jr.

Sidang Senat terhenti ketika Cohen berdiri dan berteriak: "Kongres mengirim bom yang membunuh anak-anak di Gaza dan membayarnya dengan pemotongan dana Medicaid."

Dia kemudian ditangkap dan dikawal keluar oleh Polisi Capitol.

Mengutip laporan NBC News, Kamis (15/5/2025), Cohen adalah salah satu dari tujuh pengunjuk rasa yang dipaksa keluar dari sidang Senat. Dia didakwa dengan pelanggaran ringan berupa membuat kerumunan dan penghalang. Polisi menegaskan demonstrasi di dalam gedung Kongres dilarang.

Salah satu pendiri Ben & Jerry's tersebut mem-posting di X setelah penangkapan dan pembebasannya dari tahanan. "Saya memberi tahu Kongres bahwa mereka membunuh anak-anak miskin di Gaza dengan membeli bom, dan mereka membayarnya dengan mengeluarkan anak-anak miskin dari Medicaid di AS. Ini adalah tanggapan pihak berwenang," tulisnya.

Seorang juru bicara Kepolisian Capitol AS mengatakan kepada Newsweek bahwa satu atau beberapa pengunjuk rasa juga menghadapi tuduhan tambahan karena melawan penangkapan dan menyerang seorang petugas polisi.

Ben Cohen Perna Ditangkap pada 2023

Cohen sebelumnya pernah ditangkap karena demonstrasi yang mendukung kebebasan pers dan memprotes kebijakan militer AS.

Pada 6 Juli 2023, Cohen ditangkap di luar Departemen Kehakiman AS di Washington DC selama protes terhadap penuntutan pendiri WikiLeaks Julian Assange.

Cohen, bersama salah satu pendiri CODEPINK Jodie Evans, memblokir pintu masuk gedung untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap apa yang mereka lihat sebagai serangan terhadap kebebasan pers.

Selama protes tersebut, Cohen membakar tanda bertuliskan "Freedom of the Press", yang menyatakan, "Kebebasan pers akan lenyap dalam asap."

Cohen dan Evans didakwa dengan tuduhan masuk secara tidak sah setelah menolak meninggalkan tempat tersebut. Mereka ditahan selama sekitar tiga jam sebelum dibebaskan.

Setelah dibebaskan, Cohen mencuit, "Sudah waktunya bagi @POTUS untuk menepati janjinya—Jurnalisme BUKAN kejahatan."

Assange menghadapi 18 dakwaan di AS, termasuk 17 dakwaan berdasarkan Undang-Undang Spionase, terkait dengan publikasi dokumen rahasia.

Pada bulan Maret, Ben & Jerry's yang berkantor pusat di Vermont mengatakan bahwa pimpinannya, David Stever, dipecat karena aktivisme sosial.

Stever, yang memulai kariernya di Ben & Jerry's pada tahun 1988 dan naik jabatan menjadi CEO pada tahun 2023, dicopot dari jabatannya oleh perusahaan induknya, Unilever.

Ben & Jerry's menuduh bahwa pemecatan ini disebabkan oleh komitmen teguh Stever terhadap misi sosial progresif perusahaan, termasuk sikap publiknya terhadap isu-isu seperti hak-hak Palestina dan kritik terhadap Presiden Donald Trump.

Merek es krim tersebut berpendapat bahwa tindakan Unilever melanggar perjanjian merger tahun 2000, yang membentuk dewan independen untuk melindungi nilai-nilai Ben & Jerry's dan mengharuskan konsultasi sebelum CEO dicopot.

Sebagai tanggapan, Ben & Jerry's mengajukan gugatan hukum di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York, dengan menyatakan bahwa campur tangan Unilever merusak otonomi merek dan upaya advokasi sosial. Perusahaan itu mengeklaim bahwa Unilever semakin berupaya membungkam aktivismenya, termasuk memblokir pernyataan yang mendukung gencatan senjata di Gaza dan peringatan seperti Bulan Sejarah Kulit Hitam.

Unilever, meskipun menyatakan kekecewaan atas pengungkapan masalah internal kepada publik, menyatakan bahwa mereka bertindak sesuai haknya berdasarkan perjanjian merger dan telah berusaha untuk bekerja sama dengan dewan direksi Ben & Jerry's dengan itikad baik. Bulan lalu, Unilever menyerukan agar gugatan tersebut dibatalkan.

Topik Menarik