Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi menilai pekerjaan rumah pemerintah adalah mengelola komunikasi publik. Ia menyoroti kasus vaksinasi TBC yang informasi resmi dari pemerintah kerap tenggelam oleh derasnya narasi negatif di media sosial.
Hal itu disampaikannya dalam Diskusi Publik bertema “Komunikasi Merah Putih” yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-64 Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), di Jakarta, Minggu (11/5/2025).
"Klarifikasi yang disampaikan pemerintah sering kalah cepat dan kalah gaung dibandingkan misinformasi yang disebarkan kelompok oposisi dan akun-akun antivaksin. Narasi negatif itulah yang kemudian lebih mendominasi percakapan publik dan membentuk opini yang keliru di masyarakat," kata Ismail Fahmi.
Ismail Fahmi menyampaikan munculnya isu vaksin TBC langsung direspons negatif oleh publik. "Narasinya Indonesia jadi kelinci percobaan, bahkan dihubungkan dengan kasus di India yang katanya 47 ribu anak lumpuh setelah vaksinasi,” ujar Ismail dalam presentasinya.
Menyikapi masalah itu, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Dr. M. Saifullah menyampaikan pentingnya strategi komunikasi politik yang cermat dan terencana dalam komunikasi publik. Strategi yang baik dapat menjangkau audiens lebih luas secara organik dan membentuk persepsi yang positif di tengah masyarakat.
Saifullah menjelaskan, dalam era politik digital yang sarat informasi dan opini, strategi komunikasi memainkan peran sentral dalam membangun dan menjaga citra politik. Hal ini tercermin dari transformasi citra Presiden Prabowo Subianto saat kampanye. Strategi tersebut dinilai berhasil mendekati pemilih muda melalui pendekatan komunikasi yang lebih segar, santai, dan emosional.
“Citra Prabowo yang kini dikenal ramah, bersahabat, bahkan digemari anak muda, bukan terjadi secara tiba-tiba. Itu hasil dari komunikasi yang strategis dan disesuaikan dengan kebutuhan audiens hari ini,” pungkas Saifullah.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan sekaligus Juru Bicara Istana Ujang Komarudin menyampaikan capaian-capaian pemerintah kepada publik secara utuh dan berimbang. Menurutnya, banyak program strategis yang telah dijalankan Presiden Prabowo Subianto selama ini belum banyak diketahui masyarakat.
“Seringkali masyarakat tidak tahu, tidak paham apa saja yang sudah dilakukan pemerintah. Akibatnya, muncul banyak serangan dan nyinyiran. Kritik itu sah dan wajar dalam negara demokrasi, tapi fakta juga harus disampaikan,” ujar Ujang dalam kesempatan sama.
Ujang mengungkapkan, selama tujuh bulan terakhir Kabinet Merah Putih sudah melakukan sejumlah langkah besar. Salah satunya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat, mulai dari anak-anak sekolah hingga ibu hamil dan menyusui.
Program ini, menurut Ujang, bahkan menarik perhatian dunia salah satunya tokoh filantropi internasional. “Bill Gates datang langsung ke Indonesia untuk melihat langsung program ini berjalan,” katanya.
Selain MBG, ia juga menyoroti layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah membantu jutaan masyarakat, serta reformasi besar dalam pendataan sosial melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Menurutnya, konsolidasi data ini menjadi terobosan penting untuk memastikan keakuratan dalam penyaluran bantuan sosial dan subsidi.