Sama-sama Operasikan S-400 Rusia, Mengapa India Boleh Miliki Jet Siluman F-35 AS tapi Turki Tidak?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara tak terduga telah membuka jalan bagi Amerika untuk menjual jet tempur siluman F-35 kepada India.
Ini memicu pertanyaan kritis dari pihak Turki yang dicegah memiliki pesawat tempur canggih tersebut dengan alasan Ankara mengoperasikan sistem rudal S-400 Rusia. Padahal, India juga mengoperasikan senjata pertahanan serupa.
Pada 13 Februari, Presiden Trump dalam pertemuan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Washington menyatakan kesiapan pemerintahannya untuk menjual jet tempur siluman F-35 ke New Delhi.
Selama konferensi pers, Modi tidak secara langsung menanggapi komentar Trump tentang F-35 tetapi sebaliknya berfokus pada kemitraan pertahanan yang lebih luas antara kedua negara.
Selain itu, pernyataan resmi dari pemerintah India memperkuat harapan untuk menyelesaikan pesanan baru untuk enam pesawat patroli maritim Boeing P-8I, yang akan memperluas armada India saat ini yang berjumlah 12 unit.
Meskipun perkembangan ini telah memacu diskusi di India tentang Su-57 Rusia dan F-35 Amerika yang berpotensi bersaing untuk mendapatkan kesepakatan Angkatan Udara India, hal itu juga telah memicu reaksi tajam dari Pakistan, yang memperingatkan bahwa keputusan tersebut dapat memperlebar kesenjangan militer dan mengancam stabilitas regional.
Selama jumpa pers mingguan pada 14 Februari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Shafqat Ali Khan memperingatkan tentang dampak dari transfer senjata tersebut, dengan menambahkan bahwa hal itu memperburuk ketidakseimbangan militer di kawasan tersebut dan mengancam stabilitas strategis.
Dia lebih lanjut menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak banyak membantu untuk mendukung tujuan perdamaian abadi di Asia Selatan.
“Tindakan tersebut tetap tidak membantu dalam mencapai tujuan perdamaian abadi di Asia Selatan. Kami mendesak mitra internasional kami untuk mengambil pandangan holistik dan objektif tentang masalah perdamaian dan keamanan di Asia Selatan dan menahan diri dari mendukung posisi yang sepihak dan menyimpang dari kenyataan di lapangan,” paparnya.
Namun, tuduhan Pakistan bahwa kesepakatan tersebut akan mengganggu upaya untuk menjaga perdamaian di kawasan tersebut tampak kontradiktif, mengingat bahwa negara itu juga dilaporkan sedang dalam proses memperoleh jet tempur generasi kelima dari China.
Turki Mempertanyakan Standar Ganda AS
Pakistan tidak sendirian dalam kemarahannya atas pengumuman Trump.Keputusan tersebut juga telah mengirimkan gelombang kejut ke Turki, sekutu setia Pakistan, yang dikeluarkan dari program F-35 oleh Amerika setelah membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.
Gema frustrasi semakin keras, karena banyak orang di Turki melihat langkah ini sebagai contoh lain dari kebijakan selektif Washington. Meskipun pejabat Turki tetap bungkam mengenai masalah tersebut, reaksi dari masyarakat Ankara sama sekali tidak tenang.
Mengutip laporan EurAsian Times, Minggu (16/2/2025), platform media sosial, khususnya X, telah dibanjiri dengan tuduhan "kemunafikan" dan "standar ganda" Amerika Serikat.
Banyak warga Turki pengguna media sosial mempertanyakan mengapa India, meskipun memperoleh sistem S-400 buatan Rusia yang sama, terus menikmati dukungan Washington sementara Turki dikeluarkan dari program F-35 tanpa ragu-ragu.
Didepaknya Turki dari program F-35 pada tahun 2019 dibenarkan oleh AS dengan alasan bahwa mengoperasikan F-35 dan S-400 menimbulkan risiko keamanan yang besar, yang berpotensi membahayakan teknologi siluman jet tempur generasi kelima tersebut.
Namun, akuisisi serupa oleh India tidak memicu konsekuensi yang sama.
Faktanya, alih-alih menjatuhkan sanksi, Parlemen AS kemudian memberikan pengecualian kepada India berdasarkan Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA), yang secara efektif melindunginya dari hukuman.
Jurnalis penerbangan Gareth Jennings menanggapi reaksi keras publik Turki tersebut, dengan menyatakan bahwa meskipun frustrasi di Turki dapat dimengerti, situasinya telah berubah di bawah pemerintahan Trump.
Dia bersugesti bahwa kebijakan sebelumnya tidak lagi berlaku dengan cara yang sama, menyiratkan bahwa standar ganda yang dipersepsikan lebih tentang pergeseran prioritas politik daripada bias langsung.
Beberapa pihak juga menunjukkan perbedaan utama antara situasi Turki dan India. Turki, sebagai anggota NATO, akan menerima versi F-35 berstandar NATO, menjadikan keberadaan S-400 sebagai ancaman langsung terhadap sistem pertahanan sekutu.
Sebaliknya, AS dapat menawarkan India varian F-35 yang disesuaikan yang dilengkapi dengan teknologi lokal, yang dirancang untuk beroperasi secara independen dari sistem militer terpadu NATO.