Kim Jong-un: Korut Lanjutkan Pengembangan Senjata Nuklir agar Seimbang dengan AS dan Sekutunya

Kim Jong-un: Korut Lanjutkan Pengembangan Senjata Nuklir agar Seimbang dengan AS dan Sekutunya

Global | sindonews | Minggu, 9 Februari 2025 - 11:16
share

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengkritik kerja sama militer trilateral antara Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan karena meningkatkan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea.

Dia berjanji akan mengambil tindakan balasan, termasuk pengembangan lebih lanjut senjata nuklir.

Kim mengatakan pengerahan aset strategis nuklir AS, latihan perang, dan kerja sama militer dengan Jepang dan Korea Selatan mengundang ketidakseimbangan militer di kawasan tersebut dan menimbulkan tantangan serius bagi lingkungan keamanan.

“DPRK tidak menginginkan ketegangan yang tidak perlu dalam situasi regional tetapi akan mengambil tindakan balasan yang berkelanjutan untuk memastikan keseimbangan militer regional,” kata Kim Jong-un saat berkunjung ke Kementerian Pertahanan Korut pada hari Sabtu untuk memperingati hari berdirinya Angkatan Darat, sebagaimana dilansir KCNA, Minggu (9/2/2025).

DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara.

Presiden AS Donald Trump, setelah pertemuan pada hari Jumat dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, mengatakan bahwa dia akan menjalin hubungan dengan Korea Utara karena mereka menyatakan kekhawatiran atas program nuklir Pyongyang.

Namun selama kunjungannya, menurut KCNA, Kim Jong-un menegaskan kembali kebijakan yang tak tergoyahkan untuk lebih mengembangkan kekuatan nuklir.

Mengenai perang Rusia dengan Ukraina, Kim Jong-un mengatakan: "Tentara dan rakyat DPRK akan selalu mendukung dan mendorong tujuan yang benar dari tentara dan rakyat Rusia untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial mereka sesuai dengan semangat perjanjian tentang kemitraan strategis komprehensif antara DPRK dan Rusia."

Bulan lalu, Korea Selatan mengatakan bahwa mereka mencurigai Korea Utara sedang mempersiapkan pengiriman lebih banyak pasukan ke Rusia, sebagai tambahan dari sekitar 11.000 tentara yang telah dikirim untuk perang selama tiga tahun tersebut.

Dalam komentar terpisah yang dirilis hari ini, KCNA kembali mengkritik aktivitas militer Korea Selatan dengan Amerika Serikat tahun ini dan memperingatkan bahwa tindakan agresif akan menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.

“Siapa pun dapat dengan mudah menebak bagaimana kami akan menanggapi fakta bahwa mereka melakukan latihan perang yang lebih intens daripada sebelumnya pada saat jadwal diplomasi dibatalkan karena kekacauan politik,”tulis KCNA, yang dikutip Reuters.

Topik Menarik