5 Dosa Trump pada Palestina, Terbaru Berencana Ambil Alih Gaza
Riwayat “dosa” Donald Trump terhadap Palestina bisa ditelusuri sejak masa jabatan pertamanya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Terbaru, dia kembali disorot setelah mengungkap usulan kontroversial soal Gaza, Palestina.
Donald Trump sebelumnya mengungkap rencana AS yang hendak mengambil alih Jalur Gaza. Rencananya, Negeri Paman Sam akan mengambil alih kepemilikan jangka panjang atas Jalur Gaza, sementara wilayah tersebut dibangun kembali dan dikembangkan sebagai "Riviera of the Middle East".
Rencana Trump atas Gaza itu memicu kekhawatiran bahwa dirinya mungkin akan mendukung aksi genosida Israel di Palestina. Terlebih apabila melihat ke belakang, Trump memang memiliki sederet kontroversi atas kebijakan-kebijakannya yang merugikan Palestina. Berikut ini beberapa contohnya.
5 Dosa Trumppada Palestina
1. Mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Pada 2017, Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia bahkan mengeluarkan perintah untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.Mengutip Reuters, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji langkah Trump sebagai tonggak bersejarah kemajuan Tel Aviv. Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas marah dan menyebut AS telah mengabaikan perannya sebagai mediator dalam upaya perdamaian.
Menariknya, keputusan Trump itu sebenarnya juga dikritik oleh sekutu dekat seperti Inggris dan Prancis. Belum lagi, masyarakat internasional juga marah dan tidak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem.
2. Memotong Bantuan untuk Palestina
Tak lama setelah pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Trump kembali membuat kontroversi. Pada 2018, dia menghentikan pendanaan untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).Padahal, UNRWA sangat penting bagi Palestina. Selama ini, mereka menjadi pelaksana program bantuan langsung dan pekerjaan bagi pengungsi Palestina yang menjadi korban dari konflik di sana.
Belum usai masalah itu, Trump di awal masa jabatan keduanya ini juga berencana memutus keterlibatan AS dalam Dewan HAM PBB. Al Jazeera melaporkan seorang pejabat Gedung Putih mengungkap rencana tersebut salah satunya ditujukan guna memperpanjang larangan pendanaan pada UNRWA.
3. Mendukung Aneksasi Israel atas Tepi Barat
Pada November 2019, pemerintah Trump di AS mendukung rencana Israel untuk mencaplok bagian dari Tepi Barat yang bertentangan dengan hukum internasional. Dalam hal ini, mereka tidak menganggap permukiman Israel di Tepi Barat sebagai pelanggaran hukum internasional.Mengutip New York Times, pengumuman disampaikan Menteri Luar Negeri AS saat itu Mike Pompeo. Menurutnya, hal ini menjadi hadiah politik terbaru dari pemerintahan Trump kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang telah berjanji untuk mendorong aneksasi Tepi Barat.
Amerika Serikat di masa lalu menggambarkan permukiman di Tepi Barat sebagai tidak sah. Namun, sejak Trump berkuasa, AS terus-menerus mengubah kebijakan di sana, termasuk membiarkan rencana aneksasi Tepi Barat dijalankan Netanyahu.
4. Menutup Kantor PLO di Washington
Pada September 2018, Trump lebih dulu menutup kantor perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, Amerika Serikat. Tak hanya memperburuk hubungan diplomatik, langkah itu juga dikecam sebagian besar komunitas internasional karena dianggap merusak prospek perdamaian dan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.Melalui sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) belum mengambil langkah-langkah untuk memajukan dimulainya negosiasi langsung dengan Israel. Mereka juga menuding pimpinan PLO mengecam rencana perdamaian AS yang belum mereka lihat.
Langkah ini menjadi tindakan lain dalam serangkaian kebijakan yang dilakukan pemerintahan Trump terhadap kepemimpinan Palestina. Sebelum itu, Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Trump, telah berulang kali mempertanyakan komitmen Mahmoud Abbas terhadap perdamaian di sana.
5. Usulan Pengambilalihan Gaza
Terbaru, Trump memberikan usulan tentang pengambilalihan Gaza oleh Amerika Serikat. Dia menyebut AS nantinya akan membangun kembali wilayah itu setelah warga Palestina dimukimkan kembali di tempat lain dan mengubahnya menjadi tempat tinggal "warga dunia".Pernyataan provokatif tersebut kemudian dikecam banyak pihak, termasuk sederet sekutunya di Timur Tengah. Mereka memperingatkan Trump bahwa relokasi warga Palestina dari Gaza akan mengancam stabilitas Timur Tengah dan berisiko memperluas konflik, serta merusak upaya perdamaian yang sudah dibangun selama puluhan tahun oleh AS.
Itulah beberapa dosa Trump ke Palestina yang dilakukan selama ini.