Ukraina Minta Senjata Nuklir Barat, AS Jawab Mustahil
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menolak memberikan senjata nuklir kepada Kyiv seperti yang diminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Utusan Presiden AS Donald Trump untuk Ukraina dan Rusia, Keith Kellogg, menyatakan bahwa permintaan semacam itu “tidak akan terjadi."
Kellogg menyampaikan jawaban Amerika pada hari Kamis saat berbicara dengan Fox News Digital. Dia ditanya tentang permintaan terbaru Zelensky untuk senjata nuklir dan sistem rudal dari para sekutu Barat pendukung Kyiv.
"Peluang mereka mendapatkan kembali senjata nuklir mereka sangat kecil. Mari kita jujur tentang hal itu, kita berdua tahu itu tidak akan terjadi," kata Kellogg.
Menurut Kellogg, gagasan mempersenjatai Ukraina dengan senjata nuklir bertentangan dengan akal sehat dan bukan sesuatu yang akan dipertimbangkan oleh pemerintahan Trump.
"Ingat, presiden mengatakan bahwa kita adalah pemerintahan yang menggunakan akal sehat. Ketika seseorang mengatakan sesuatu seperti itu, lihatlah hasilnya atau potensinya. Itu menggunakan akal sehat Anda,"paparnya.
Zelensky, berbicara kepada jurnalis Inggris Piers Morgan pada Selasa malam, mengatakan bahwa Ukraina harus segera dimasukkan ke dalam blok NATO yang dipimpin AS atau diberi lebih banyak persenjataan untuk menghalau Rusia.
"Kembalikan senjata nuklir kepada kami, berikan kami sistem rudal. Mitra, bantu kami membiayai satu juta tentara, kerahkan pasukan Anda ke wilayah-wilayah di negara kami tempat kami ingin menstabilkan situasi," katanya.
Meskipun pemimpin Ukraina telah mengangkat isu persenjataan nuklir sebelumnya, termasuk sesaat sebelum eskalasi konflik pada Februari 2022, dia telah melakukannya lebih sering dalam beberapa bulan terakhir.
Zelensky telah menyatakan penyesalannya bahwa negaranya menyerahkan persenjataan nuklir warisan Soviet setelah runtuhnya Uni Soviet dengan imbalan jaminan keamanan dalam Memorandum Budapest 1994.
Pada tahun 1991, Ukraina memiliki sekitar 1.700 hulu ledak nuklir, yang tetap berada di bawah kendali operasional Moskow.
Rusia bersikeras bahwa Ukraina tidak pernah memiliki senjata nuklir sendiri, karena aset tersebut milik Moskow sebagai satu-satunya penerus sah Uni Soviet.
Memorandum Budapest 1994 juga membayangkan status netral Ukraina, yang telah dirusak oleh ekspansi NATO ke arah timur dan aspirasi Kyiv untuk bergabung dengan blok yang dipimpin AS, menurut para pejabat Rusia.
Pada November lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin secara eksplisit menyatakan bahwa pengadaan persenjataan nuklir apa pun oleh Kyiv tidak akan berhasil dan akan memaksa Moskow untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk menghancurkannya.
"Bagaimana menurut Anda—dari sudut pandang akal sehat—jika negara yang saat ini terlibat dalam operasi militer dengan kita menjadi negara berkekuatan nuklir, apa yang harus kita lakukan? Dalam kasus ini, gunakan semua—saya ingin menekankan hal ini—tepatnya semua alat penghancur yang dimiliki Rusia," kata Putin.