Eks Jenderal AS: Donald Trump Tahu Perang Dunia III Akan Terjadi
Pensiunan jenderal bintang empat Amerika Serikat (AS) Jack Keane mengatakan Perang Dunia III akan terjadi di masa depan. Menurutnya, presiden terpilih Donald Trump sudah tahu tentang hal itu.
Komentar Keane muncul saat membahas dampak Pemilu AS terhadap stabilitas global.
Donald Trump memenangkan Pemilu pekan lalu pada saat dunia Barat bergulat dengan perang di Timur Tengah, invasi Rusia ke Ukraina, serta ketegangan dengan Korea Utara dan juga dengan China.
Mantan jenderal Amerika itu mengatakan bahwa meskipun kemenangan Trump akan memaksa musuh AS untuk menilai ulang, dunia sedang menuju perang global.
Dia mengatakan kepada "Life, Liberty & Levin" Fox News bahwa tantangan keamanan global yang dihadapi saat ini adalah yang paling serius. "Paling berbahaya, dan paling menantang yang pernah kita alami sejak Perang Dunia II," katanya, yang dilansir Selasa (12/11/2024).
"Dan saya percaya bahwa kita berada di era pra-perang yang mengarah ke perang globalitulah status yang kita hadapi," ujarnya.
"Semua musuh iniChina, Rusia, Iran, Korea Utara, yang bekerja sama, berkolaborasi, berkoordinasi bersama dalam tingkat yang melampaui ekspektasi semua badan intelijen kita, dan mereka telah jujur tentang penilaian itu harus menilai ulang, berdasarkan Pemilu yang telah berlangsung," papar Keane.
"Karena mereka telah bertindak sangat agresif, sangat tegas, karena mereka percaya bahwa kepemimpinan kita di Amerika Serikat lemah, bahwa kita telah kehilangan kemauan politik untuk menghadapi mereka, apalagi pergi dan melawan mereka," imbuh dia.
Kemudian dalam wawancara tersebut, Keane berkata: "Pemilihan Umum ini telah menjadi peristiwa penting. Dan saya yakin Presiden Trump tahu bahwa Perang Dunia III akan terjadi di masa depan."
"Dan kita harus mengambil tindakan untuk memulihkan pencegahan dalam menghadapi musuh kita. Dan salah satunya adalah membangun kembali militeritu harus dilakukan. Dan kita harus memperbaiki cara Pentagon menjalankan urusannya, atau kita akan membuang-buang uang pembayar pajak," papar Keane.
Keane melanjutkan dengan mengatakan: "Dan kita benar-benar harus mendukung sekutu kita yang memerangi musuh-musuh ini. Israel memerangi musuh besarberikan mereka semua yang mereka butuhkan untuk menyelesaikannya secepat mungkin."
"Ukraina memerangi Rusiaberikan mereka semua yang mereka butuhkan dan selesaikan secepat mungkin. Ini adalah investasi dalam keamanan kita saat sekutu kita memerangi musuh kita," katanya.
Tema utama dalam pesan kampanye Trump adalah janjinya untuk mengakhiri perang di Timur Tengah dan Ukraina, sering kali mengeklaim bahwa perang tidak akan pernah dimulai jika dia menjabat.
Presiden terpilih itu dilaporkan telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon pasca-Pemilu, menurut The Washington Post .
Menurut laporan itu, Trump mengingatkan Putin tentang kehadiran militer Washington yang cukup besar di Eropa dan mengatakan dia akan mencari percakapan lanjutan untuk membahas "resolusi perang Ukraina."
Namun, Kremlin mengatakan laporan percakapan telepon itu sepenuhnya fiksi.
Steven Cheung, direktur komunikasi Trump, mengatakan kepada Newsweek dalam tanggapan melalui email atas permintaan komentar: "Kami tidak mengomentari panggilan pribadi antara Presiden Trump dan para pemimpin dunia lainnya."