Jerman: Serangan ke Lebanon Tak Akan Buat Israel Lebih Aman
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah menyatakan kekhawatirannya atas serangan udara Israel terbaru di Lebanon, dengan memperingatkan bahwa serangan ini dapat mengganggu stabilitas negara dan menimbulkan risiko keamanan yang lebih besar bagi Israel.
“Ada risiko gangguan stabilitas di seluruh Lebanon dan itu sama sekali tidak menguntungkan keamanan Israel,” kata Baerbock pada hari Sabtu. Itu diungkapkan setelah serangan terbaru Israel menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan-komandan utamanya.
Berbicara kepada lembaga penyiaran publik ARD, Baerbock mengatakan serangan udara Israel terjadi setelah AS, Prancis, Jerman, dan mitra-mitra regional mereka menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Lebanon-Israel.
“Pertama-tama, saya harus mengatakan bahwa situasinya sangat berbahaya. Ada risiko bahwa seluruh wilayah sekarang dapat terjerumus lebih jauh ke dalam spiral kekerasan yang absolut,” katanya.
Baca Juga: Siapa yang Akan Menggantikan Hassan Nasrallah? Ada 2 Kandidat Utamanya
“Itulah sebabnya kami menyerukan gencatan senjata selama 21 hari di New York pada Kamis malam, bersama dengan Amerika, Prancis, dan juga beberapa negara Arab, untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya."
Baerbock berpendapat bahwa "dari logika militer", serangan terhadap target teror di Lebanon dapat dianggap relevan, tetapi dari perspektif keamanan politik, serangan terbaru dapat menimbulkan risiko serius bagi Israel sendiri.
Menteri tersebut memperingatkan bahwa serangan ini juga dapat merusak tujuan yang dinyatakan pemerintah Netanyahu untuk memulihkan keamanan di Israel utara, dan memungkinkan kembalinya sekitar 80.000 warga Israel ke rumah mereka.
"Jika ini memicu konflik sekarang, 80.000 orang ini tidak akan dapat kembali ke rumah mereka, karena seluruh wilayah perbatasan akan menjadi lebih tidak aman," tegas Baerbock.
"Itulah sebabnya seruan saya di New York adalah, seperti rekan-rekan saya dari Amerika, Prancis, dan Saudi, kami membutuhkan gencatan senjata ini sekarang, dan kami akan terus bekerja keras untuk ini," tambahnya.