Teknologi Sudah Makin Maju, Mengapa Hizbullah Masih Memakai Pager?

Teknologi Sudah Makin Maju, Mengapa Hizbullah Masih Memakai Pager?

Global | sindonews | Rabu, 18 September 2024 - 16:48
share

Ledakan pager di Lebanon menyoroti kesenjangan teknologi antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel.

Menurut Markram Rabah, seorang profesor di Universitas Amerika di Beirut, Lebanon, berpendapat bahwa meskipun Hizbullah mengandalkan teknologi lama, Israel telah menggunakan cara canggih untuk melancarkan perang psikologis terhadap Hizbullah dan para pendukungnya.

Ledakan yang menargetkan basis pertahanan Hizbullah di Lebanon itu menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 2.750 orang, termasuk banyak pejuang Hizbullah. Rabah menekankan bahwa serangan itu merupakan pesan dari Israel, yang mengisyaratkan bahwa bahkan sistem komunikasi berteknologi rendah milik Hizbullah dapat dijadikan senjata untuk melawan mereka.

Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.

Rabah menggambarkan serangan itu seperti "film mata-mata Hollywood," yang menggarisbawahi sejauh mana Israel telah berhasil mengubah perangkat berteknologi rendah menjadi senjata mematikan.

Melansir Al Arabiya, ledakan itu menandai pelanggaran keamanan yang signifikan bagi Hizbullah, yang telah bersumpah untuk membalas, menyebut ledakan itu sebagai "agresi Israel."

Rabah menunjukkan bahwa meskipun Hizbullah mencoba menunjukkan kekuatan, keterbatasan teknologinya membuatnya rentan. Ia membingkai peristiwa itu sebagai pengingat yang jelas bagi para pendukung Hizbullah bahwa konsekuensi dari keberpihakan mereka dengan kelompok itu semakin mengerikan.

Baca Juga: Sistem Pager Dilumpuhkan Israel, Akankah Hizbullah Lancarkan Perang Baru di Timur Tengah?

Sementara itu, melansir Al Jazeera, pager adalah perangkat komunikasi kecil yang umum digunakan sebelum telepon seluler tersebar luas.

Pager lebih sulit dipantau dibandingkan dengan telepon biasa, sehingga populer di kalangan kelompok seperti Hizbullah yang mengutamakan mobilitas dan keamanan.

Pada bulan Februari, pemimpin kelompok tersebut Hassan Nasrallah memerintahkan para anggotanya untuk berhenti menggunakan telepon seluler, dengan peringatan bahwa mereka dapat dilacak oleh tentara Israel.

Peringatan tersebut disampaikan di tengah serangkaian serangan presisi yang menargetkan para anggota kelompok tersebut.

Topik Menarik