Kasus <i>Bullying</i> Terjadi di Sekolah Menengah, Siswa Terkapar di Lantai Usai Ditendang dari Belakang

Kasus Bullying Terjadi di Sekolah Menengah, Siswa Terkapar di Lantai Usai Ditendang dari Belakang

Global | okezone | Selasa, 17 September 2024 - 18:03
share

SINGAPURA - Polisi sedang menyelidiki insiden bullying atau perundungan di sekolah menengah di Singapura . Sebuah video muncul memperlihatkan seorang murid dari Sekolah Menengah Bukit View diejek dan ditendang hingga terkapar dilantai.

Dalam sebuah video TikTok yang diunggah pada Minggu (15/9/2024), setidaknya lima remaja yang mengenakan seragam sekolah terlihat mengelilingi seorang siswa lainnya yakni seorang anak laki-laki yang lebih kecil, di tempat yang tampaknya merupakan area kosong sebuah blok perumahan.

Anak laki-laki itu terkapar ke lantai setelah ditendang dari belakang oleh seorang siswa. Dia berteriak kesakitan saat siswa lain mengejeknya.

Video tersebut menjadi viral sebelum dihapus. Menanggapi pertanyaan CNA, kepala Sekolah Menengah Bukit View Jaswant Singh mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi di luar lingkungan sekolah pada bulan Oktober 2023 dan tidak dilaporkan ke sekolah pada saat itu.

"Setelah beredarnya video tersebut, pihak sekolah langsung memeriksa kondisi siswa tersebut, yang tidak melaporkan adanya cedera pada saat itu," terang Singh pada Senin (16/9/2024).

"Pihak sekolah menganggap serius perilaku buruk tersebut dan akan menasihati siswa yang terlibat serta memberikan tindakan disipliner jika diperlukan, lanjutnya.

Kepala sekolah menambahkan bahwa laporan polisi telah diajukan oleh orang tua korban. Polisi mengatakan penyelidikan masih berlangsung.

Menanggapi pertanyaan parlemen yang diajukan oleh Anggota Parlemen Partai Pekerja saat itu, Leon Perera, tentang kebijakan antiperundungan dan antiperundungan siber yang berlaku di sekolah dasar dan menengah, Kementerian Pendidikan (MOE) mengatakan pada tahun 2021 bahwa pihaknya menganggap serius segala bentuk perundungan, termasuk perundungan siber dan berbasis gender.

"Semua sekolah mengirimkan pesan yang jelas kepada siswa bahwa perundungan tidak dapat diterima dan tidak memiliki tempat di sekolah kami," ujarnya.

"Sekolah memantau lingkungan sekolah dan menerapkan disiplin secara ketat, serta mengambil langkah-langkah edukatif, preventif, dan intervensi untuk mengatasi insiden perundungan, tambahnya.

Kementerian memastikan ketika dugaan perundungan dilaporkan, personel sekolah yang terlatih akan menyelidiki dan memberikan dukungan konseling bagi siswa yang terlibat dan memutuskan tindakan disipliner yang tepat, kata kementerian pendidikan.