Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Kirim Surat Pertamanya ke Hizbullah, Apa Isinya?
BEIRUT - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, atas dukungan mereka dalam konflik dengan Israel. Ini merupakan pesan pertama Sinwar sejak menjadi pemimpin Hamas pada Agustus 2024.
Hizbullah yang didukung Iran telah melancarkan serangan terhadap Israel selama hampir setahun dalam konflik di perbatasan Lebanon-Israel. Ini terjadi bersamaan dengan perang Gaza. Hizbullah mengatakan serangannya bertujuan untuk mendukung Palestina.
"Tindakan Anda yang diberkati telah mengungkapkan solidaritas Anda di garis depan Poros Perlawanan, mendukung dan terlibat dalam pertempuran," kata Sinwar kepada Nasrallah, menurut penyiar Hizbullah al-Manar, melansir Reuters, Sabtu (14/9/2024).
Sinwar tidak muncul di depan umum sejak serangan 7 Oktober. Ia dianggap menjalankan perang dari terowongan di bawah Gaza. Ini adalah kedua kalinya dalam minggu ini ia dilaporkan mengirim surat.
Hamas mengatakan, pada Selasa bahwa ia telah mengirim surat ucapan selamat kepada Presiden Aljazair Abdulmadjid Tebboune setelah dirinya terpilih kembali.
Hizbullah adalah faksi paling kuat dalam aliansi kelompok-kelompok yang didukung Iran yang dikenal sebagai Poros Perlawanan, yang juga telah memasuki medan pertempuran dengan serangan dari Yaman dan Irak untuk mendukung Hamas selama perang Gaza.
Pada hari-hari awal konflik, mantan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, mengisyaratkan rasa frustrasi atas skala intervensi Hizbullah. Ia berterima kasih kepada kelompok tersebut, tetapi mengatakan "pertempuran membutuhkan lebih banyak".
Selama tahun lalu, Israel telah menewaskan sekitar 500 pejuang Hizbullah, termasuk komandan militer tertingginya Fuad Shukr. Jumlah korban lebih besar dari kerugian Hizbullah dalam perang tahun 2006 dengan Israel. Hizbullah mengatakan tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang serangan 7 Oktober, yang direncanakan oleh Sinwar.
Sinwar juga berterima kasih kepada Nasrallah atas surat yang ia kirimkan untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian Ismail Haniyeh. Haniyeh merupakan mantan pemimpin Hamas yang tewas di Teheran pada Juli dalam sebuah pembunuhan yang diyakini dilakukan oleh Israel.
Permusuhan di perbatasan Lebanon-Israel telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan kedua sisi perbatasan. Risiko eskalasi telah membayangi.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pasukan Israel hampir memenuhi misi mereka di Gaza dan fokus mereka akan beralih ke perbatasan Lebanon.
Para pemimpin Israel mengatakan mereka lebih suka menyelesaikan konflik melalui perjanjian yang akan mendorong Hizbullah menjauh dari perbatasan. Sementara Hizbullah mengatakan bahwa mereka akan terus bertempur selama perang Gaza berlanjut.