AS Tegaskan Ukraina akan Gabung dengan NATO
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menegaskan Washington ingin melihat Kiev memenangkan konflik melawan Moskow dan bergabung dengan NATO.
Blinken mengunjungi Kiev bersama Menlu Inggris David Lammy untuk menegaskan kembali dukungan Inggris-Amerika terhadap pemerintahan Volodymyr Zelensky.
“Pada pertemuan puncak bulan Juli, kami menyatakan jalan Ukraina menuju keanggotaan NATO tidak dapat diubah,” ungkap Blinken pada Rabu (11/9/2024).
Dia mengingatkan tuan rumahnya bahwa blok yang dipimpin AS telah “membentuk komando yang didedikasikan untuk mendukung keanggotaan Ukraina.”
Blinken telah mengajukan alasan untuk keanggotaan Kiev di NATO sebelumnya. Namun, blok tersebut telah secara resmi menyatakan, baik di Washington musim panas ini maupun tahun lalu di Lithuania, bahwa ini hanya dapat terjadi “ketika sekutu setuju dan persyaratan terpenuhi.”
Hongaria dan Slovakia telah mengatakan mereka tidak akan setuju dalam keadaan apa pun, karena membawa Ukraina ke NATO berarti perang dengan Rusia.
Dalam pidato yang sama di Kiev, Blinken menggambarkan gambaran cerah industri militer Ukraina, dengan mengklaim industri tersebut telah berkembang enam kali lipat selama tahun lalu.
“Dalam beberapa tahun mendatang, hal itu akan menjadikan Ukraina salah satu industri pertahanan paling maju di dunia, dan akan mampu membawanya ke pasar global dan mengambil alih pangsa pasar global dari negara-negara lain seperti Rusia, dan juga memasok sekutu NATO,” papar dia.
Kiev saat ini sepenuhnya bergantung pada Barat untuk persenjataan, peralatan, amunisi, dan bahkan suntikan dana untuk menjaga agar pemerintahannya tetap berjalan.
Ukraina juga menghadapi kekurangan listrik yang meluas, karena serangan rudal Rusia telah menurunkan kapasitas produksi listrik.
Blinken sendiri mengumumkan pada Rabu bahwa AS akan mengirimkan USD325 juta untuk membantu memperbaiki jaringan listrik Ukraina dan menyediakan generator cadangan darurat untuk infrastruktur penting.
USD290 juta lainnya telah dialokasikan untuk “program makanan, air, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan pendidikan bagi warga Ukraina” baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan sisa USD102 juta dialokasikan untuk pembersihan ranjau darat.
“Intinya adalah ini: Kami ingin Ukraina menang,” ungkap Blinken di titik lain selama kunjungannya, menurut AP.
Hal ini juga dinyatakan oleh pejabat Barat sebelumnya, sebagai prasyarat keanggotaan Kiev di NATO. “Ini secara efektif berarti Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan blok tersebut,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Juni.
Pengumuman NATO tahun 2008 tentang kemungkinan keanggotaan Ukraina “menjadi pemicu sebagian besar krisis yang kita amati saat ini,” menurut Ryabkov saat itu.
“Jika anggota NATO siap jatuh ke dalam perangkap yang sama lagi dan sejarah tidak mengajarkan mereka apa pun, maka mereka akan terpukul lagi dan luka mereka akan semakin parah,” pungkas dia.
Baca juga: Keluarga Kaya Yahudi Rothschild Raup Untung dari Ukraina sejak Kudeta Neo-Nazi 2014, Ini Caranya