Hizbullah Serang Israel, Lalu Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
ISRAEL - Hizbullah mengatakan saat ini telah menyelesaikan serangantahap pertama ke Israel sebagai pembalasannya atas pembunuhan komandannya Fouad Shukr dalam sebuah serangan di Beirut pada tanggal 30 Juli. Hizbullahtelah menembakkan lebih dari 300 roket dan rudal yang menargetkan fasilitas militer di Israel utara, tempat sirene serangan udara berbunyi.
Militer Israel mengatakan sekitar 100 jet tempur melakukan apa yang digambarkannya sebagai serangan pendahuluan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan pada Minggu pagi. Hizbullah kemudian menembakkan roket dan rudal ke Israel utara.
Jika angka 100 itu benar, itu akan menjadi serangan Israel terbesar di Lebanon sejak perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006.
Serangan Israel terjadi sekitar pukul 04:30 waktu setempat (01:30 GMT), dan dilaporkan bahwa Hizbullah merencanakan serangan skala besar setengah jam kemudian, pada pukul 05:00 waktu setempat.
Menurut laporan oleh New York Times, mengutip seorang pejabat intelijen Israel yang tidak disebutkan namanya, ini termasuk serangan roket di Tel Aviv, kota terbesar di negara itu, jauh di dalam Israel tengah.
Di seluruh wilayah, kekhawatirannya adalah eskalasi terbaru ini dapat sekali lagi menyebabkan perang habis-habisan.
Serangan Hizbullah terhadap Israel kemarin pagi tampaknya menyebabkan kerusakan yang relatif kecil dan hanya ada sedikit korban di kedua belah pihak. Israel yakin telah berhasil menggagalkan serangan besar Hizbullah.
Pertanyaannya adalah: akankah kita melihat kembalinya "balas dendam" lintas batas yang lebih rutin yang telah berlangsung sejak dimulainya perang di Gaza Oktober lalu? Atau dapatkah kekerasan saat ini meningkat menjadi sesuatu yang jauh lebih berbahaya?
Militer Israel mengatakan siap untuk berperang di dua front yakni di Gaza dan di perbatasan utaranya dengan Lebanon.
Namun, Hizbullah adalah kekuatan yang jauh lebih tangguh daripada Hamas. Diperkirakan mereka memiliki sekitar 150.000 roket, beberapa di antaranya mampu mencapai target di seluruh Israel.
Pejuangnya, beberapa di antaranya telah bertempur dalam perang di Suriah, terlatih dengan baik dan diperlengkapi dengan lebih baik daripada Hamas.
Hampir setahun konflik di Gaza, beberapa pihak mempertanyakan apakah Israel masih ingin berperang lagi. Ratusan ribu tentara cadangan Israel telah dipanggil untuk bertempur di Gaza, sering kali bertugas beberapa kali.
Namun, banyak warga Israel, terutama dari utara, mengatakan Hizbullah perlu ditangani. Puluhan ribu orang yang tinggal di sana telah dievakuasi dari rumah mereka sejak dimulainya perang di Gaza. Banyak yang kehilangan bisnis mereka. Di Lebanon selatan juga, puluhan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena takut akan serangan Israel.