Situasi Timur Tengah Kritis, AS Desak Negara Lain Tekan Iran Tak Lakukan Eskalasi

Situasi Timur Tengah Kritis, AS Desak Negara Lain Tekan Iran Tak Lakukan Eskalasi

Global | okezone | Selasa, 6 Agustus 2024 - 11:16
share

IRAN - Amerika Serikat (AS) telah mendesak negara-negara lain melalui jalur diplomatik untuk menekan Iran bahwa eskalasi di Timur Tengah (Timteng) tidak menguntungkan mereka. Hal ini diungkapkan juru bicara Departemen Luar Negeri pada Senin (5/8/2024). Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyebut kejadian itu sebagai momen kritis bagi kawasan tersebut.

Blinken mengatakan Washington terlibat dalam diplomasi yang intens, hampir sepanjang waktu untuk membantu meredakan ketegangan di tengah kekhawatiran Iran sedang mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel.

"Semua pihak harus menahan diri dari eskalasi," kata Blinken saat upacara penandatanganan dengan mitranya dari Australia di Washington.

"Semua pihak harus mengambil langkah-langkah untuk meredakan ketegangan. Eskalasi tidak menguntungkan siapa pun. Itu hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik, lebih banyak kekerasan, lebih banyak ketidakamanan,” lanjutnya.

Seperti diketahui, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, minggu lalu, sebuah serangan yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel dan memicu kekhawatiran lebih lanjut bahwa konflik di Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

Iran menyalahkan Israel dan mengatakan akan menghukumnya. Pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Iran mendukung Hamas, yang berperang dengan Israel di Gaza, dan juga kelompok Lebanon Hizbullah, yang komandan militer seniornya Fuad Shukr tewas dalam serangan Israel di Beirut pada minggu lalu.

 

Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris diberi pengarahan oleh tim keamanan nasional mereka tentang situasi di Timur Tengah, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh Iran dan proksinya terhadap Israel dan anggota militer AS.

Blinken sebelumnya pada Senin (5/8/2024) berbicara dengan Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty.

"Salah satu poin dari keterlibatan yang telah kami lakukan adalah mendesak negara-negara untuk menyampaikan pesan kepada Iran dan mendesak negara-negara untuk menjelaskan kepada Iran bahwa sangat tidak sesuai dengan kepentingan mereka untuk meningkatkan konflik ini, bahwa sangat tidak sesuai dengan kepentingan mereka untuk melancarkan serangan lain terhadap Israel," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

Topik Menarik