Militer Umumkan Pemerintahan Darurat Bangladesh setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina Kabur
DHAKA - Panglima Militer Jenderal Bangladesh Waker-Uz-Zaman mengumumkan pemerintahan darurat dan akan memerintah di negara berpenduduk sekitar 171 juta orang tersebut. Pengumuman itu disampaikan menyusul pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina.
Hasina mengundurkan diri setelah menyusul protes berdarah selama berminggu-minggu yang menyebabkan puluhan orang meninggal. Waker-Uz-Zaman dalam pernyataannya menyerukan agar tetap tenang.Waker-Uz-Zaman mencoba meyakinkan negara itu. Dia meminta masyarakat tetap percaya kepada angkatan darat, yang akan mengembalikan perdamaian ke negara itu.
Kami juga akan memastikan keadilan ditegakkan atas setiap kematian dan kejahatan yang terjadi selama protes, katanya, sambil mengimbau masyarakat untuk bersabar dan menghentikan segala bentuk kekerasan dan vandalisme.
sebelumnya, Waker-Uz-Zaman pada Sabtu (3/8/2024) memerintahkan para perwiranya untuk memastikan keamanan nyawa, harta benda, dan instalasi penting negara dalam segala situasi. "(Tentara) Bangladesh adalah simbol kepercayaan rakyat. Angkatan Darat selalu ada dan akan selalu ada untuk kepentingan rakyat dan untuk segala kebutuhan negara," terangnya dalam sebuah pernyataan.
Hasina Melarikan Diri
Perdana Menteri Sheikh Hasina merupakan politisi yang telah memerintah Bangladesh selama hampir dua dekade. Mengutip sumbe dari Al Jazeera, Hasina kabur menggunakan helikopter militer pada hari Senin, ketika kerumunan besar mengabaikan jam malam nasional untuk menyerbu istananya di Dhaka.
Wanita berusia 76 tahun tersebut mundur setelah 300 orang tewas dalam protes berminggu-minggu yang ingin dihentikan pihak berwenang. Kekerasan mematikan pada Minggu malam menewaskan hampir 100 orang dan jam malam pun diberlakukan.
Jalan-jalan dipatroli oleh tentara pada hari Senin. Namun, para pengunjuk rasa tetap menentang dan menyerukan pawai di Dhaka saat kerumunan massa semakin banyak di ibu kota.
Massa dalam jumlah besar kemudian menyerbu istana perdana menteri, menghalangi Hasina menyampaikan pidato. Menjelang sore, suasana di jalan berubah menjadi perayaan setelah berita kepergian perdana menteri tersebar.
Langkah militer tersebut mengingatkan akan trauma sebelumnya. Bangladesh menderita pemerintahan militer selama bertahun-tahun pada tahun 1970-an dan 80-an setelah perang yang mengamankan kemerdekaannya dari Pakistan pada tahun 1971, dan banyak yang khawatir akan bahaya kembalinya pemerintahan militer.