Israel Bunuh Jurnalis di Gaza Diduga Terkait Hamas, Al Jazeera Bantah

Israel Bunuh Jurnalis di Gaza Diduga Terkait Hamas, Al Jazeera Bantah

Global | okezone | Sabtu, 3 Agustus 2024 - 16:07
share

YERUSALEM - Militer Israel membunuh jurnalis Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul, pada serangan udara di Gaza. Israel menuduh Ismail Al-Ghoul sebagai anggota Hamas pada serangan 7 Oktober di Israel.

Melansir Reuters, Sabtu (3/8/2024), Al Jazeera membantah tuduhan tersebut. Al Jazeera menyatakan itu merupakan tuduhan tak berdasar dan sebagai upaya untuk membenarkan pembunuhan yang disengaja terhadap Ismail Al-Ghoul.

"Jaringan tersebut mengutuk tuduhan terhadap korespondennya Ismail Al-Ghoul, tanpa memberikan bukti, dokumentasi, atau video apa pun," katanya dalam sebuah pernyataan.

Mereka berhak untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Penyiar Qatar mengatakan, pada Rabu (31/7/2024), Al-Ghoul dan juru kamera Ramy El Rify tewas dalam serangan Israel di Kota Gaza saat bertugas untuk membuat film di dekat rumah Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang tewas di Iran sebelumnya pada hari yang sama.

Militer Israel mengatakan, Al-Ghoul adalah anggota unit elit Nukhba yang ikut serta dalam serangan 7 Oktober dan memberi instruksi kepada para operator Hamas tentang cara merekam operasi. Dikatakan bahwa ia terlibat dalam perekaman dan publikasi serangan terhadap pasukan Israel.

"Aktivitasnya di lapangan merupakan bagian penting dari aktivitas militer Hamas," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Al Jazeera mengatakan Al-Ghoul telah bekerja untuk jaringan tersebut sejak November 2023 dan satu-satunya profesinya adalah sebagai jurnalis.

Disebutkan, Al-Ghoul telah ditangkap dan ditahan di Rumah Sakit Al-Shifa di bagian utara Jalur Gaza ketika rumah sakit tersebut diambil alih oleh pasukan Israel pada bulan Maret sebelum dibebaskan. yang dikatakannya "membantah dan membantah klaim palsu mereka tentang afiliasinya dengan organisasi mana pun."

Pemerintah Israel telah melarang Al-Jazeera beroperasi di Israel dan menuduhnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Al Jazeera, yang sangat kritis terhadap operasi Israel di Gaza, telah membantah telah menghasut terjadinya kekerasan.

Kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan, dengan kematian dua kru Al Jazeera tersebut telah meningkatkan jumlah wartawan Palestina yang tewas akibat tembakan Israel menjadi 165 orang sejak 7 Oktober.

Topik Menarik