AS Terus Pantau Situasi di Kenya Usai Aksi Demo yang Berubah Jadi Kekerasan Mematikan
KENYA - Di Washington, Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) akaan memantau dengan cermat situasi di Nairobi akibat protes kenaikan oajak yang berubah menjadi kekerasan. Lima orang tewas dan banyak orang terluka parah. AS pun mendesak agar semua pihak bisa tenang dan menahan diri.
Para duta besar dan komisaris tinggi dari negara-negara termasuk Inggris, Amerika Serikat dan Jerman mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka sangat prihatin dengan kekerasan yang mereka saksikan selama protes anti-pajak baru-baru ini dan menyerukan agar semua pihak menahan diri.
Menurut CNN, aktivis Kenya Auma Obama, saudara tiri mantan Presiden AS Barack Obama, termasuk di antara pengunjuk rasa yang terkena gas air mata selama demonstrasi.
Pemantau internet Netblocks mengatakan layanan internet di seluruh negara Afrika Timur mengalami gangguan parah selama tindakan keras polisi. Operator jaringan terkemuka di Kenya, Safaricom, mengatakan pemadaman listrik telah berdampak pada dua kabel bawah lautnya namun penyebab utama pemadaman tersebut masih belum jelas.
Seperti diketahui, aksi demo terjadi karena parlemen menyetujui rancangan undang-undang keuangan tersebut, dan meneruskannya ke pembahasan ketiga oleh anggota parlemen. Langkah selanjutnya adalah mengirimkan undang-undang tersebut ke presiden untuk ditandatangani. Dia dapat mengirimkannya kembali ke parlemen jika dia keberatan.
Politisi oposisi meminta Presiden Kenya William Ruto mundur. “Ruto harus mundur, Ruto harus mengundurkan diri, dia harus melakukan hal yang terhormat,” kata pemimpin senior oposisi Eugene Wamalwa dalam sebuah pernyataan di TV.
Pemimpin oposisi lainnya, Raila Odinga, mendesak penarikan segera RUU keuangan tersebut untuk membuka jalan bagi dialog.