Serangan Gereja dan Sinagoga di Dagestan Picu Kekhawatiran Rusia Hadapi Ancaman Terorisme Baru
RUSIA - Serangan terhadap tempat ibadah Kristen dan Yahudi memicu kekhawatiran Rusia mungkin menghadapi ancaman terorisme baru dari kelompok Islam militan hanya tiga bulan setelah serangan mematikan di Moskow.
Dalam serangan di Moskow, 145 orang tewas di gedung konser Crocus, serangan yang diklaim dilakukan oleh ISIS.
Pada Oktober tahun lalu, setelah pecahnya perang di Gaza, para perusuh yang mengibarkan bendera Palestina mendobrak pintu kaca dan mengamuk di bandara Makhachkala untuk mencari penumpang Yahudi dalam penerbangan yang tiba dari Tel Aviv.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan itu dan menyampaikan belasungkawa.
Derbent, salah satu kota tertua yang terus dihuni di dunia, adalah rumah bagi komunitas Yahudi kuno dan situs Warisan Dunia UNESCO.
Penyelidik Rusia mengatakan itu adalah serangan teroris namun tidak memberikan rincian penyerangnya.
Media pemerintah Rusia mengutip penegak hukum yang mengatakan dua putra Magomed Omarov, kepala distrik Sergokala di Dagestan tengah, termasuk di antara para penyerang di Dagestan. Mereka dibunuh dan ayah mereka ditahan.