PTPP Jadi Peraih Kontrak IKN Terbanyak Rp9,6 Triliun, Sahamnya Layak Koleksi?
IDXChannel - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) memiliki kinerja positif di awal 2024 dengan perolehan kontrak baru di Januari ini sebesar Rp3,5 triliun atau 10% dari target. BUMN Karya itu menargetkan kontrak baru 2024 sebesar Rp34,5 triliun atau naik 8,9% dari realisasi 2023.
Analis Saham Panin Sekuritas, Aqil Triyadi mengatakan, di 2024, perseroan akan fokus pada penyelesaian proyek yang tengah berjalan, khususnya pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN), fokus jasa konstruksi dan menghindari investasi suatu proyek, dan divestasi aset.
"Di tengah kondisi sektor yang tertekan, momentum Pemilu yang akan memperlambat kontrak baru, perseroan masih memiliki neraca yang cukup sehat dengan net gearing di sembilan bulan 2023 sebesar 1,39x atau masih lebih baik dibandingkan peers," kata dia dalam risetnya, Jakarta, Minggu (25/2/2024).
PTPP mencatatkan pendapatan pada sembilan bulan 2023 sebesar Rp12 triliun atau terkontraksi 9,2% YoY. Penurunan pendapatan disebabkan oleh pendapatan jasa konstruksi yang susut menjadi Rp9,9 triliun (-8,2% YoY), diikuti dengan beberapa perolehan kontrak baru pada periode sebelumnya yang sudah didapat, namun belum dapat dibukukan pada laporan keuangan.
Sementara itu, perseroan sukses menjaga komposisi biaya dengan COGS (-9,8% YoY) menjadi Rp10,5 triliun, diikuti beban keuangan yang terjaga di level Rp791 miliar atau turun (-6% YoY).
Ditambah dengan adanya kenaikan bagian laba ventura dan entitas yang naik menjadi Rp317 miliar (+49% YoY), sehingga membawa laba bersih sepanjang Januari-September 2023 menjadi Rp240 miliar atau melonjak 70% YoY.
Deretan Proyek yang Disabet PTPP
Di samping itu, Aqil menjelaskan, kontrak baru PTPP hingga akhir 2023 naik tipis +1,54% YoY menjadi Rp31,67 triliun. Nilai kontrak baru mencapai sekitar 92% dari target perseroan di 2023 sebesar Rp34,5 triliun.
Capaian proyek baru yang berhasil diraih PTPP di Desember 2023, yaitu Terminal BBM Biak (Sisi Laut) senilai Rp393 miliar, dermaga Shiplift Block A-B senilai Rp275 miliar, dan pembangunan RSPON Jakarta senilai Rp258 miliar.
Sedangkan perolehan kontrak baru di Januari 2024 melonjak 99,96% YoY menjadi Rp3,5 triliun. Beberapa proyek yang berhasil didapat perseroan pada awal tahun ini, di antaranya proyek Kantor PUPR Wing 2 di IKN senilai Rp815,5 miliar, proyek pembangunan Jalan Seksi 6C IKN senilai Rp746,6 miliar.
Juga ada Jalan Tol Serang Panimbang Seksi 3 senilai Rp622,4 miliar, pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 2 IKN senilai Rp469,9 miliar, dan proyek pembangunan Jalan Tol 3B Tahap 2 IKN senilai Rp359 miliar.
"Raihan tersebut sangat positif mengingat pada awal tahun biasanya kontrak baru tidak begitu besar (Januari 2023 sebesar Rp1,7 triliun) atau telah mencapai 10% dari target 2024 sebesar Rp34,5 triliun," terang Aqil.
Dari sisi divestasi aset, PTPP menargetkan divestasi aset di 2024 sebesar Rp3 triliun. Perseroan berencana akan melepas kepemilikan sahamnya pada beberapa anak usaha, aset, dan kepemilikan jalan tol.
Perseroan tengah memproses divestasi senilai Rp1,4 triliun dari divestasi anak usaha PT PP Krakatau Tirta (PPKT) dengan kepemilikan 75% oleh perseroan dan 25% oleh KRAS.
Perseroan juga telah melepas kepemilikan sahamnya di proyek PLTA kepada entitas anak usaha META yakni PT Energi Infranusantara senilai Rp45,2 triliun. Diharapkan beberapa proses divestasi dapat berjalan dengan baik untuk dapat mendorong kondisi neraca yang lebih kuat.
Selain itu, PTPP akan membangun prasarana perkeretaapian di Filipina, yakni Malolos-Clark Railway Project. PTPP bersama ADHI berhasil memenangkan kontrak pekerjaan tersebut dengan nilai Rp8,4 triliun (porsi PTPP 49%; ADHI 51%). Saat ini, diakui Aqil, pemerintah Filipina tengah melakukan pembebasan lahan dan menargetkan groundbreaking dilakukan pada Maret 2024.
"Kerja sama ini akan menguntungkan perseroan, mengingat ADHI merupakan kontraktor yang telah berpengalaman pada proyek perkeretaapian. Secara pembayaran kami nilai relatif aman, karena pemilik proyek adalah Pemerintah Filipina," papar Aqil.
Proyek jumbo lainnya, PTPP meresmikan jalan tol Indrapura-Kisaran senilai Rp4,3 triliun. Jalan tol tersebut berada di daerah Sumatera Utara dengan panjang ruas 47,75 kilometer (km) yang merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dikerjakan oleh PTPP dengan masa pelaksanaan pada Desember 2018 Januari 2024.
Jalan tol ini dipergunakan untuk konektivitas dan aksesibilitas dari dan menuju Kawasan Danau Toba dengan mempersingkat logistik dari dan ke Pelabuhan Kuala Tanjung, meningkatkan mobilitas dari Tebing Tinggi menuju Kisaran, Pemantang Siantar hingga Parapat.
"Dengan selesainya jalan tol tersebut, perseroan akan menerima pembayaran dari pemilik proyek yang akan berdampak pada posisi neraca yang lebih baik," kata Aqil.
Oleh karena itu, Aqil melihat terdapat beberapa katalis yang dapat mendorong kinerja perseroan di tahun ini, yaitu perolehan kontrak di awal tahun yang positif dapat menjadi dorongan untuk perseroan mencapai target di 2024.
"Di samping itu, pemegang kontrak IKN terbanyak dengan Rp9,6 triliun, rencana divestasi aset akan memperbaiki neraca perseroan, net gearing saat ini masih cukup baik di level 1,39x pada sembilan bulan 2023," terangnya.
"Kami merekomendasikan BUY untuk PTPP dengan target price di Rp715 (implied 0,4x PBV di 2024)," kata dia.
"Namun patut dicermati kondisi politik Indonesia di 2024 yang berpotensi memperlambat perolehan kontrak baru, serta kondisi sektor yang masih tertekan," pungkas Aqil.
(FAY)