Penelitian Terbaru: Jutaan Orang Mengalami Long Covid, Termasuk Anak-Anak dan Wanita Hamil
LONDON Jutaan orang diketahui mengalami gejala long Covid-19 setelah mereka pertama kali terinfeksi. Hal ini terungkap dalam dua p enelitian terbaru yakni pada wanita hamil dan anak-anak. Penelitian ini memberikan pandangan yang lebih baik mengenai beban dari masalah kesehatan ini yang menurut para dokter sering kali tidak terdeteksi.
Studi pertama menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang yang mengidap Covid saat hamil akan mengalami gejala jangka panjang. Hasil penelitian ini dibagikan pada Senin (12/2/2024) di pertemuan tahunan Society for Maternal-Fetal Medicine di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat (AS).
Para peneliti menggunakan data dari Inisiatif Pemulihan Institut Kesehatan Nasional, sebuah proyek yang dibuat untuk mengetahui dampak jangka panjang Covid pada orang dewasa dan anak-anak. Dari 1.503 orang hamil dalam kumpulan data, 9,3 melaporkan mengalami gejala enam bulan atau lebih setelah mereka terinfeksi. Gejala yang paling umum adalah perasaan lelah setelah melakukan aktivitas fisik atau mental ringan. Beberapa juga melaporkan pusing.
Menurut beberapa penelitian, persentase orang hamil yang menderita long Covid berada pada tingkat yang rendah dibandingkan dengan proporsi populasi umum di AS.
Perkiraan orang dewasa yang mengidap jangka long Covid berkisar antara 2,5 hingga 25, meskipun penelitian yang berbeda memiliki definisi berbeda tentang definisi long Covid. Penelitian ini tidak menjelaskan mengapa jumlahnya mungkin berbeda. Namun rekan penulis Dr. Torri Metz, seorang profesor kebidanan dan ginekologi dan wakil ketua penelitian kebidanan dan ginekologi di Universitas Kesehatan Utah, memiliki beberapa gagasan.
Hal ini mungkin terjadi karena secara keseluruhan mereka memiliki komplikasi medis yang lebih sedikit. Mereka lebih muda. Bisa jadi mereka juga mempunyai respon imun yang berbeda, terangnya, dikutip CNN.
Dia menjelaskan sistem kekebalan tubuh ibu hamil umumnya lebih toleran terhadap hal-hal yang tidak seharusnya ada,sehingga tubuh ibu bisa menampung dan mengasuh janin dengan genetika berbeda.
Seringkali, orang yang sedang hamil cenderung menjadi lebih sakit ketika terkena virus karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak memberikan respons yang kuat seperti biasanya. Ini bisa berarti tubuh hamil mengalami lebih sedikit peradangan, yang merupakan respons alami sistem kekebalan terhadap infeksi. Penelitian lain mengaitkan peradangan berkepanjangan setelah Covid dengan dampak pada otak dan kerusakan pada paru-paru dan ginjal.
Jadi mungkin mereka tidak mengalami banyak kerusakan organ di sekitarnya dan konsekuensi kompleks di hilirnya, lanjutnya.
Orang hamil yang menderita long Covid juga memiliki beberapa faktor yang sama. Mereka yang mengalami obesitas, yang didiagnosis mengalami kecemasan atau depresi kronis, atau yang membutuhkan oksigen tambahan saat sakit, memiliki risiko lebih tinggi terkena long Covid.
Tampaknya tidak menjadi masalah pada trimester berapa seseorang tertular Covid, dan status vaksinasi bukanlah faktor yang signifikan secara statistik. Lebih dari separuh penderita long Covid telah divaksinasi lengkap. Tetapi banyak penelitian menemukan bahwa vaksinasi menurunkan risiko penyakit parah, yang dapat membuat kemungkinan terjadinya Covid jangka panjang lebih besar.