Scholz: Jerman Berhati-hati Bantu Ukraina untuk Cegah Eskalasi NATO-Rusia

Scholz: Jerman Berhati-hati Bantu Ukraina untuk Cegah Eskalasi NATO-Rusia

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 3 Februari 2023 - 16:07
share

BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Kamis (2/2) bahwa Berlin, ketika memutuskan bantuan militer untuk Ukraina, dengan hati-hati mempertimbangkan semua keputusan untuk tidak melangkah terlalu jauh dan mencegah eskalasi antara Rusia dan NATO.

"Semua langkah kami, kami pertimbangkan dengan hati-hati... Kami telah memikirkan tentang bagaimana mencegah eskalasi... untuk mencegah perang berubah menjadi perang antara Rusia dan NATO. Jika tidak, itu akan menjadi mengerikan."

"Oleh karena itu, kami semua melakukan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa eskalasi seperti itu tidak terjadi," kata Scholz dalam pertemuan dengan warga Jerman di kota Marburg di Hesse ketika ditanya tentang keputusan Berlin untuk tidak mengirim jet tempur dan tentara Jerman ke Kiev untuk mencegah eskalasi dengan Rusia.

Menurut Sputnik , Berlin sedang mengerjakan masalah pengiriman senjata ke Ukraina bersama dengan sekutu, terutama dengan Washington. Scholz mengatakan bahwa "semua langkah penting" telah diputuskan dalam kerja sama dengan sekutu.

Scholz menyatakan pendapatnya, "Anda harus selalu berpikir untuk tidak melangkah terlalu jauh," mengingat dia menentang pembentukan zona larangan terbang di atas Ukraina pada awal operasi militer khusus Rusia di Ukraina untuk mencegah eskalasi.Begitu pula dengan pembahasan pengiriman pesawat militer ke Ukraina, kata Scholz.

Ketika ditanya apakah diplomasi akan menjadi cara yang lebih tepat untuk mengakhiri konflik Ukraina daripada pengiriman senjata dan eskalasi, Scholz mengatakan dia mendukung upaya diplomatik, dan dengan demikian dia tetap berhubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun, Scholz mencatat dia dan pemimpin Rusia berbeda pendapat tentang konflik Ukraina. Dia mengatakan bahwa diplomasi itu penting, tetapi itu tidak berarti Ukraina harus dibiarkan sendiri.

"Yang kami lakukan sekarang adalah mendukung mereka agar ini tidak terjadi. Tapi kami tidak berhenti berkomunikasi, karena jelas harus ada pembicaraan damai pada akhirnya," kata Kanselir.

Pada 24 Februari 2022, Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina sebagai tanggapan atas seruan republik rakyat Donetsk dan Lugansk untuk perlindungan dari pasukan Ukraina.Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan operasi yang menargetkan infrastruktur militer Ukraina bertujuan untuk "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina dan sepenuhnya membebaskan Donbas.

Negara-negara Barat telah memberlakukan banyak sanksi terhadap Rusia dan telah memasok senjata ke Ukraina.Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, setiap kargo yang berisi persenjataan untuk Ukraina akan menjadi target yang sah untuk Rusia.

Topik Menarik