“Hacker" Korut Pakai Tragedi Itaewon untuk Sebar “Malware"

“Hacker" Korut Pakai Tragedi Itaewon untuk Sebar “Malware"

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 9 Desember 2022 - 01:43
share

SEOUL - Peretas ( hacker ) Korea Utara (Korut) dilaporkan telah menggunakan tragedi Halloween mematikan di Seoul, Korea Selatan (Korsel) sebagai sarana untuk menyebar malware . Analis Ancaman Goggle mengatakan peretas memanfaatkan kepentingan publik yang luas atas kecelakaan itu.

"Peretas yang didukung pemerintah Korut menggunakan tragedi Halloween mematikan di Seoul, untuk mendistribusikan malware ke orang-orang di Korsel," lapor kelompok Analisis Ancaman Google (GOOGL.O).

Malware tersebut disematkan dalam dokumen Microsoft Office yang diklaim sebagai laporan pemerintah atas tragedi Itaewon yang menewaskan lebih dari 150 orang.

"Insiden ini dilaporkan secara luas, dan iming-iming tersebut memanfaatkan kepentingan publik yang luas atas kecelakaan itu," kata kelompok itu.

Google mengaitkan aktivitas tersebut dengan kelompok peretas Korut, yang dikenal sebagai APT37. Kelompok ini disebut menargetkan pengguna di Korsel, pembelot Korut, pembuat kebijakan, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia.

Google mengatakan belum mengetahui apa yang dicapai malware dengan mengeksploitasi kerentanan Internet Explorer. Google melaporkan masalah tersebut ke Microsoft pada 31 Oktober setelah ada beberapa laporan dari pengguna di Korsel pada hari yang sama. Microsoft mengeluarkan antivirus pada 8 November.

Panel ahli PBB yang memantau sanksi terhadap Korut, menuduh negara itu menggunakan dana curian yang diperoleh melalui peretasan untuk mendukung program nuklir dan misil balistiknya sehingga dapat menghindari sanksi.

Korut tidak segera menanggapi pertanyaan dari media, tetapi sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang menyangkal tuduhan peretasan itu.

Pada Kamis (8/12), pejabat Korsel memperingatkan kalangan bisnis agar tidak mempekerjakan staf IT dari Korut, secara sengaja ataupun tidak. Pada Mei, Amerika Serikat (AS) juga mengeluarkan peringatan serupa, dengan mengatakan para pekerja lepas Korut yang nakal, memanfaatkan peluang kerja jarak jauh untuk menyembunyikan identitas asli mereka dan mendapatkan uang untuk Pyongyang. DW/I-1

Topik Menarik