Putin Belum Mau Akhiri Perang di Ukraina: "Operasi Militer Akan Berlangsung Lama"

Putin Belum Mau Akhiri Perang di Ukraina: "Operasi Militer Akan Berlangsung Lama"

Global | koran-jakarta.com | Kamis, 8 Desember 2022 - 16:10
share

JAKARTA - Operasi militer di Ukraina mungkin akan berlangsung beberapa waktu, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan dengan Dewan Masyarakat Sipil dan Hak Asasi Manusia, Rabu (7/12).

Menanggapi pertanyaan tentang durasi konflik yang meningkat pada Februari, Putin mengatakan, mencapai semua tujuan akan memakan waktu, tetapi ia menunjukkan, beberapa keuntungan besar telah diraih.

"Tentu saja ini mungkin proses yang panjang," kata Putin seperti dikutip RT , Kamis (8/12). Ia menegaskan bahwa konflik sebenarnya dimulai pada 2014, ketika AS mendukung kudeta nasionalis di Kiev.

Dia berpendapat, Moskow tidak punya banyak pilihan selain melakukan intervensi pada bulan Februari, untuk mempertahankan republik Donbass di Donetsk dan Lugansk, yang telah memilih untuk bergabung dengan Rusia, bersama sebagian besar wilayah Kherson dan Zaporozhye.

"Wilayah baru ini merupakan keuntungan besar bagi Rusia," kata Putin. "Bahkan Peter the Great mencari akses ke Laut Azov dan sekarang menjadi laut iternal Federasi Rusia ."

"Yang paling penting, orang-orang yang tinggal di sana menunjukkan dalam sebuah referendum bahwa mereka ingin berada di Rusia dan merasa menjadi bagian dari dunia kita," kata Putin. "Mereka Sekarang bersama kita, jutaan jumlahnya, dan itu adalah capaian terbesar."

Putin juga mengatakan "tidak ada gunanya" membahas langkah-langkah mobilisasi tambahan, karena lebih dari 300.000 tentara cadangan yang dipanggil untuk mengisi barisan militer sudah cukup.Bahkan, beberapa siswa Donbass yang telah berjuang selama bertahun-tahun sedang dalam proses dikumpulkan agar mereka dapat menyelesaikan studinya.

Presiden Rusia juga mengatakan bahwa para pemimpin Eropa Barat sekarang keberatan dengan operasi militer "diam" ketika dia mengingatkan mereka bahwa negara mereka seharusnya menjamin proses perdamaian di Ukraina sejak 2014.

Para pemimpin Uni Eropa merundingkan penyelesaian yang damai atas kekacauan Maidan tepat sebelum kaum nasionalis yang didukung Barat dengan kekerasan merebut kekuasaan pada Februari tahun itu.

Prancis dan Jerman kemudian menegosiasikan gencatan senjata antara Kiev dan Republik Donbass di Minsk, tetapi tidak melakukan apa pun untuk mempertahankan atau mempromosikannya.

Awal tahun ini, mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko secara terbuka mengakui gencatan senjata adalah taktik untuk mengulur waktu sehingga Kiev dapat membangun pasukan untuk solusi militer.

Topik Menarik