Tiongkok Jadi Ancaman bagi Supremasi AS

Tiongkok Jadi Ancaman bagi Supremasi AS

Global | koran-jakarta.com | Selasa, 29 November 2022 - 05:12
share

SYDNEY - Kemajuan pesat dalam kemampuan militer Tiongkok menimbulkan risiko yang meningkat terhadap supremasi Amerika Serikat (AS) di luar angkasa. Hal itu dikatakan kepala Angkatan Luar Angkasa AS, Letnan Jenderal Nina M Armagno, pada Senin (28/11).

Armagno mengatakan bahwa Beijing telah membuat kemajuan signifikan dalam mengembangkan teknologi militer luar angkasa, termasuk di bidang-bidang seperti komunikasi satelit dan pesawat luar angkasa yang dapat digunakan kembali, yang memungkinkan negara-negara dengan cepat meningkatkan program luar angkasa mereka.

"Saya pikir sangat mungkin mereka bisa mengejar dan mengungguli kita," kata Armagno pada sebuah acara di Sydney, yang diselenggarakan oleh Institut Kebijakan Strategis Australia, sebuah organisasi penelitian yang sebagian didanai oleh pemerintah AS dan Australia. "Kemajuan yang mereka buat sangat menakjubkan, sangat cepat," imbuh dia.

Angkatan Luar Angkasa AS didirikan pada 2019 sebagai bagian dari upaya untuk melawan kemampuan Tiongkok yang amat pesat. Angkatan luar angkasa ini adalah cabang keempat dari militer AS, dengan Letnan Jenderal Armagno menjabat sebagai pemimpin permanen pertamanya.

Sementara itu secara historis, Tiongkok tertinggal dalam perlombaan antariksa yang didominasi oleh AS dan Russia, namun Beijing telah membuat kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir yang membuat khawatir Washington DC dan negara-negara Barat lainnya.

Sementara itu Dr Ye Peijian, kepala Program Eksplorasi Bulan Tiongkok, pernah menyamakan Bulan dan Mars dengan pulau-pulau yang diperebutkan di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang coba diklaim oleh Beijing. Selain itu Tiongkok juga mengembangkan teknologi eksperimental yang ditujukan untuk menambang asteroid dan planet kecil untuk sumber daya alam.

"(Tiongkok) adalah satu-satunya negara dengan niat untuk membentuk kembali tatanan internasional dan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan itu," kata Armagno.

Selain itu Russia dan Tiongkok juga pernah melakukan uji coba misil secara sembrono yang menyasar satelit sehingga menciptakan puing-puing luar angkasa dalam jumlah yang berbahaya dalam beberapa tahun terakhir, kata Armagno.

"Hamparan puing-puing ini mengancam semua sistem kita di luar angkasa, dan sistem ini sangat penting untuk kepentingan keamanan, ekonomi, dan ilmiah semua negara," kata dia.

Tanggapi Ancaman Korut

Sementara itu kantor berita KBS pada Senin melaporkan bahwa pasukan AS di Korea Selatan (Korsel) menyatakan akan meluncurkan unit komando luar angkasa, sebagaimana Washington DC menanggapi dengan serius ancaman misil Korea Utara (Korut) akhir-akhir ini, termasuk ancaman misil balistik antarbenua ( intercontinental ballistic missiIe /ICBM).

Mengingat ICBM Korut dapat dipasangi hulu ledak nuklir yang memiliki kemampuan untuk menjangkau daratan AS, unit pasukan AS di Korsel memiliki tujuan untuk mendeteksi dan memantau proyektil yang terbang ke luar angkasa.

Menurut beberapa sumber pemerintah Korsel pada Sabtu (26/11) lalu, Kementerian Pertahanan AS berencana untuk membentuk Komando Luar Angkasa AS di bawah pasukan AS di Korsel pada akhir tahun ini.

Serupa dengan langkah AS yang baru-baru ini meluncurkan Komando Luar Angkasa di bawah Komando Indo-Pasifik, pasukan AS di Korsel juga akan memiliki Komando Luar Angkasa yang menjadi komando kedua di luar daratan AS.

Selain pasukan AS di Korsel, satuan pasukan luar angkasa lainnya diperkirakan juga akan dibentuk di bawah Komando Pusat AS untuk wilayah Timur Tengah hingga akhir tahun ini.

Dalam Strategi Keamanan Nasional (NSS) yang baru-baru ini diumumkan, militer AS mengatakan tengah mendorong rencana untuk membentuk komando luar angkasa di bawah komando tempur untuk mewujudkan pelaksanaan pencegahan yang terintegrasi. ST/KBS/I-1

Topik Menarik