Kyiv Rebut Kembali Sebagian Besar Wilayah Kunci Kherson

Kyiv Rebut Kembali Sebagian Besar Wilayah Kunci Kherson

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 7 Oktober 2022 - 05:32
share

KYIV - Ukraina pada Kamis (6/10) mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil merebut kembali lebih dari 400 kilometer persegi wilayah Kherson dalam waktu kurang dari sepekan. Perebutan kembali wilayah itu terjadi setelah Moskwa mengklaim telah mencaplok wilayah selatan.

"Angkatan Bersenjata Ukraina telah membebaskan lebih dari 400 kilometer persegi wilayah Kherson sejak awal Oktober," kata juru bicara komando tentara selatan Ukraina, Natalia Gumeniuk.

Tentara Russia sementara itu mengatakan musuh telah didesak mundur kembali di sepanjang garis pertahanan Russia di front selatan ini. Dikatakan pihak Russia bahwa pasukan Ukraina mengerahkan empat batalion taktis dan melakukan upaya berulang kali untuk menerobos pertahanan tentara Russia di dekat Dudchany, Sukhanove, Sadok, dan Bruskinskoe.

Sebelumnya pada Rabu (5/10), Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengumumkan perebutan kembali desa-desa seperti Novovoskresenske, Novogrygorovka dan Petropavlivka di wilayah yang sama di sekitar Kherson, dari penjajah Russia.

"Hanya pada hari ini saja di wilayah Kherson, desa-desa seperti Novovoskresenske, Novohryhorivka dan Petropavlivka telah dibebaskan dari referendum palsu dan telah distabilkan," kata Zelenskyy lewat pesan video di Telegram .

Setelah mendapatkan kembali kendali nyaris sepenuhnya atas wilayah timur laut Kharkiv, pasukan Ukraina baru-baru ini mengklaim lebih banyak meraih kemenangan di garis depan sebelahtimur dan selatan.

Sementara itu Komisi Eropa pada Kamis mengumumkan bahwa Uni Eropa (UE) secara resmi mengadopsi paket sanksi kedelapan terhadap Russia sebagai tanggapan atas mobilisasi parsial pasukan militer cadangan dan pencaplokan wilayah Ukraina.

"Paket ini memperkenalkan larangan impor UE yang baru senilai 7 miliareuro (6,96 miliar dollar AS) untuk mengekang pendapatan Russia," ungkap badan eksekutif UE.

Langkah-langkah tersebut melarang impor produk baja jadi dan setengah jadi Russia, mesin dan peralatan, plastik, kendaraan, tekstil, alas kaki, kulit, keramik, produk kimia tertentu, dan perhiasan selain emas.

"Paket sanksi itu juga memperkenalkan pembatasan ekspor yang akan lebih lanjut menghilangkan kompleks militer dan industri Kremlin dari komponen dan teknologi utama dan ekonomi Russia dari layanan dan keahlian Eropa," imbuh pernyataan itu.

Di bawah aturan baru, ekspor komponen elektronik tertentu yang ditemukan dalam senjata Russia, barang-barang teknis yang digunakan di sektor penerbangan, serta bahan kimia tertentu, tidak diperbolehkan.

Paket sanksi baru juga memperluas daftar hitam yang menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas mobilisasi, termasuk pejabat tinggi militer dan entitas di sektor pertahanan, dan orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan referendum di wilayah Ukraina.

Dekret Pengambilalihan

Sementara itu Presiden Russia, Vladimir Putin, telah menandatangani sebuah dekret yang menyatakan bahwa PLTN Zaporizhzhia di Ukraina berada di bawah kendali pemerintah Russia.

Dekret yang dikeluarkan pada Rabu (5/10) itu menyatakan pemerintah akan mengambil alih kepemilikan PLTN nuklir itu dan sejumlah fasilitas lainnya, serta membentuk perusahaan negara untuk pengoperasian dan manajemen keselamatan PLTN tersebut.

Pada hari yang sama, Kantor Kepresidenan Russia juga mengumumkan bahwa Presiden Putin telah menandatangani dokumen untuk secara sepihak menganeksasi empat kawasan di Ukraina, yaitu Donetsk dan Luhansk di timur, Zaporizhzhia di tenggara, serta Kherson di selatan.

Ukraina mengecam keras aneksasi Russia dengan menyebutnya tidak sah. Negara itu juga meningkatkan serangan balik guna merebut kembali kawasan yang dikuasai Russia. AFP/NHK/Anadolu/I-1

Topik Menarik