Makin Panas! Korut Balas Aksi Militer AS dengan Tembakkan Dua Rudal Balistik

Makin Panas! Korut Balas Aksi Militer AS dengan Tembakkan Dua Rudal Balistik

Global | koran-jakarta.com | Kamis, 6 Oktober 2022 - 08:50
share

JAKARTA - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada Kamis (6/10) sebagai tindakan balasan atas latihan militer bersama AS dan Korea Selatan.

Ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu untuk membahas peluncuran rudal balistik jarak menengah Pyongyang pada Selasa di Jepang, Korea Utara menyalahkan Washington karena "meningkatkan ketegangan militer di semenanjung Korea".

Peluncuran baru-baru ini - enam kali dalam waktu kurang dari dua minggu - adalah tindakan balasan yang adil dari Tentara Korea Utara terhadap latihan bersama AS-Korsel, kata Kementerian Luar Negeri Korut.

Kamis (6/10) pagi, militer Korea Selatan mengatakan telah mendeteksi dua rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan dari daerah Samsok di Pyongyang menuju Laut Timur, dikenal sebagai Laut Jepang.

"Militer kami telah memperkuat pemantauan dan pengawasan dan mempertahankan kesiapan maksimal dalam koordinasi dengan Amerika Serikat," kata Kepala Staf Gabungan Seoul dalam sebuah pernyataan.

Penjaga pantai Jepang juga mengkonfirmasi peluncuran dua rudal balistik potensial. Kepada wartawan, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan bahwa serentetan pengujian baru-baru ini "tidak dapat diterima".

Rudal pertama meluncur sekitar 350 km (217 mil) pada ketinggian maksimum sekitar 100 km. Rudal kedua memiliki jangkauan terbang sekitar 800 km pada ketinggian sekitar 50 km, menurut Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada.

"Terlepas dari tujuannya, peluncuran rudal balistik Korea Utara yang berulang tidak dapat ditoleransi," kata Hamada kepada wartawan.

"Kami tidak dapat mengabaikan peningkatan signifikan dari teknologi misilnya."

Tiongkok Kecam AS

Penembakan Hwasong-12 yang dilakukan Pyongyang pada Selasa yang menempuh jarak horizontal terjauh yang dilakukan Korea Utara, mendorong AS untuk menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan.

Pada pertemuan itu, Beijing, sekutu lama Korea Utara juga menyalahkan Washington karena memprovokasi serentetan peluncuran oleh rezim Kim Jong Un.

Wakil Duta Besar Tiongkok untuk PBB Geng Shuang mengatakan peluncuran Korea Utara baru-baru ini "berkaitan erat" dengan latihan militer di kawasan yang dilakukan As dan sekutunya.

Geng menuduh AS "meracuni lingkungan keamanan regional".

Seoul, Tokyo, dan Washington telah meningkatkan latihan militer bersama dalam beberapa pekan terakhir, termasuk manuver angkatan laut skala besar dan latihan anti-kapal selam.

AS pada Rabu mengatakan akan mengerahkan kembali kapal bertenaga nuklir USS Ronald Reagan ke Semenanjung Korea untuk kunjungan kedua dalam waktu kurang dari sebulan.

Kemenlu Korea Utara menuduh AS "menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas situasi di semenanjung Korea" dengan pengerahan kapal induk.

Sanksi untuk Korut

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyerukan "penguatan" sanksi terhadap Korea Utara, yang kemudian diveto Tiongkok dan Rusia, Mei lalu.

Dewan telah terbagi dalam menanggapi ambisi nuklir Pyongyang selama berbulan-bulan, dengan Rusia dan Tiongkok di sisi simpatik dan anggota dewan lainnya mendorong hukuman.

Analis mengatakan, Pyongyang telah mengambil kesempatan kebuntuan di PBB untuk melakukan tes senjata yang lebih provokatif.

Para pejabat di Seoul dan Washington telah memperingatkan Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir lagi, kemungkinan setelah Kongres Partai Tiongkok pada 16 Oktober.

"Pada titik ini, bagi Kim untuk berbalik dan menghentikan provokasi akan tampak kontraproduktif dengan kepentingannya, belum lagi jumlah sumber daya yang dihamburkan untuk melakukan tes senjata ini," kata Soo Kim, seorang analis di RAND Corporation kepada AFP .

"Kami memang berada dalam siklus provokasi senjata. Yang tersisa, pada dasarnya, adalah uji coba ICBM dan berpotensi uji coba nuklir ketujuh yang telah lama ditunggu-tunggu."

Topik Menarik