Jepang Habiskan 19,7 Miliar Dollar AS Menahan Kejatuhan Yen

Jepang Habiskan 19,7 Miliar Dollar AS Menahan Kejatuhan Yen

Global | koran-jakarta.com | Senin, 3 Oktober 2022 - 00:02
share

TOKYO - Jepang dilaporkan telah menghabiskan 19,7 miliar dolar AS untuk membendung penurunan yen dalam intervensi minggu lalu, meskipun mata uang itu diperdagangkan mendekati level sebelum tindakan pemerintah diambil.

Dikutip dari Financial Times , analis mengatakan tindakan pemerintah untuk sementara efektif dalam mengurangi volatilitas dalam perdagangan pasangan dollar-yen dan jatuhnya yen ke level terendah baru dalam 24 tahun. Namun, faktor-faktor mendasar yang mendorong penjualan yen tetap sama.

Bank of Japan telah memperbarui janjinya untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar dan merupakan satu-satunya bank sentral di dunia yang mempertahankan suku bunga utamanya pada level negatif.

Federal Reserve AS, sementara itu diperkirakan akan terus agresif menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi. Yen diperdagangkan pada 144,6 terhadap dollar pada akhir Jumat setelah sempat melonjak ke 140,34 yen setelah intervensi dilakukan. Itu telah mencapai terendah 145,89 sebelum intervensi.

Dirilis oleh Kementerian Keuangan, pada Jumat (30/9), bagan garis per dollar AS menunjukkan perjalanan liar yen tersebut, mencakup periode dari 30 Agustus hingga 28 September, tetapi pelaku pasar mengatakan mereka yakin jumlah tersebut dihabiskan seluruhnya pada 22 September ketika Jepang melakukan intervensi pembelian yen pertamanya sejak akhir 1990-an.

Itu lebih rendah dari kisaran atas perkiraan pasar di 3,6 triliun yen, tetapi kemungkinan melampaui rekor satu hari sebelumnya sebesar 2,6 triliun yen yang dihabiskan Jepang untuk intervensi pada April 1998.

Dengan 1,3 triliun dollar AS dalam aset cadangan asing, analis Bank of America (BofA) menyarankan bahwa pemerintah dapat melakukan hingga 10 intervensi lagi dengan menjual aset likuid jika menggunakan 136 miliar dolar AS dalam bentuk deposito dan 148 miliar dollar AS dalam sekuritas dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Intervensi minggu lalu adalah operasi pembelian yen pertama sejak 1998, membantu memperkuat pengaruhnya di pasar, tetapi BofA mengatakan dampak pengumuman kemungkinan akan menurun seiring waktu karena Jepang menggunakan lebih banyak aset likuid yang tersisa dalam cadangan.

"Intervensi terkoordinasi dapat memiliki dampak yang lebih kuat, tetapi mengingat pasar tenaga kerja AS yang panas dan inflasi yang meningkat, kami pikir kemungkinannya rendah," tambah analis di BofA.

Analis JPMorgan juga mengatakan intervensi mata uang tidak mungkin memperlambat depresiasi yen dalam jangka panjang, kecuali kesenjangan dalam perbedaan suku bunga menyempit.

"Dalam konteks ini, kami pikir langkah Kementerian Keuangan dan BoJ dimaksudkan untuk mengulur waktu selama beberapa bulan ke depan sampai kondisi ekonomi Jepang membenarkan normalisasi kebijakan BoJ," tambah mereka.

Topik Menarik