83 Orang Tewas Selama Aksi  Protes di Iran

83 Orang Tewas Selama Aksi Protes di Iran

Global | koran-jakarta.com | Sabtu, 1 Oktober 2022 - 05:01
share

OSLO - Aksi protes terkait kematian perempuan muda bernama Mahsa Amini dalam tahanan polisi, dilaporkan terus berlanjut di beberapa kota dan desa-desa di Iran pada Kamis (29/9). Sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan setidaknya 83 orang telah tewas selama hampir dua pekan unjuk rasa tersebut.

Mahsa Amini, 22 tahun, berasal dari kota Kurdi Iran, Saqez, ditangkap bulan ini di Teheran karena mengenakan pakaian yang dianggap "tidak sesuai" oleh polisi moralitas yang memberlakukan aturan berpakaian ketat untuk perempuan di republik Islam tersebut.

Polisi Iran mengatakan dia meninggal karena serangan jantung dan tidak dianiaya, tetapi keluarganya meragukan laporan polisi itu.

Kematiannya memicu demonstrasi besar-besaran yang direspons dengan kebrutalan pihak keamanan di jalan-jalan Iran. Sebelumnya pihak berwenang juga memberlakukan tanggapan keras terhadap protes kenaikan harga bensin pada 2019.

"Setidaknya 83 orang termasuk anak-anak, dipastikan tewas dalam aksi #IranProtests," cuit Iran Human Rights, sebuah kelompok HAM yang berbasis di Norwegia, melalui media sosial Twitter .

Meskipun jumlah korban tewas meningkat dan adanya tindakan keras oleh pihak berwenang, para demonstran tetap teguh menyerukan ditiadakannya aturan garis keras di Teheran, Qom, Rasht, Sanandaj, Masjed-i-Suleiman, dan kota-kota lain.

Televisi pemerintah mengatakan polisi telah menangkap sejumlah besar perusuh, tanpa memberikan rincian berapa orang yang ditangkap.

Kelompok HAM mengatakan puluhan aktivis, mahasiswa, dan seniman telah ditahan. Sedangkan Komite Perlindungan Jurnalis mengatakan di Twitter bahwa pasukan keamanan telah menangkap setidaknya 28 wartawan hingga Kamis (29/9) lalu.

Kericuhan di Oslo

Sementara itu di Norwegia, pihak polisi melaporkan bahwa beberapa orang yang marah telah berusaha memasuki Kedutaan Besar Iran di Oslo selama aksi demonstrasi yang diwarnai kemarahan di mana dua orang menderita luka ringan. Bentrokan pecah dalam aksi tersebut di mana massa melemparkan batu ke arah petugas.

"Aparat kepolisian sejauh ini telah menahan 95 orang," demikian lapor media publik NRK . Sedangkan pihak polisi di Oslo mengatakan ada banyak orang-orang yang berperilaku kasar dalam aksi tersebut.

Dalam aksi tersebut, sebagian massa berteriak, sementara yang lainnya mengibarkan bendera Kurdi di bahu. Sebagian lagi menyerukan kebebasan bagi Kurdistan dan bagi kaum perempuan, serta meneriakkan nama Amini.

Menanggapi maraknya aksi protes di negaranya, Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengatakan kekacauan itu adalah sebuah langkah terbaru dari kekuatan Barat yang bermusuhan terhadap Iran sejak revolusi Islam pada 1979. AFP/DW/VoA/I-1

Topik Menarik