AS Desak Warganya Segera Tinggalkan Rusia, Was-was Diperintahkan Wajib Militer

AS Desak Warganya Segera Tinggalkan Rusia, Was-was Diperintahkan Wajib Militer

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 30 September 2022 - 07:45
share

Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Moskow telah mendesak warga negara AS yang tinggal di Rusia untuk segera meninggalkan negara itu. Ini seiring keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menerapkan wajib militer yang merupakan bagian dari mobilisasi parsial.

Pernyataan Kedubes AS tersebut mengacu pada apa yang diklaim sebagai kemungkinan bahwa Rusia dapat mewajibkan individu berkewarganegaraan ganda untuk menjalani dinas militer.

"Rusia dapat menolak untuk mengakui status kewarganegaraan AS yang dimiliki warga berkewarganegaraan ganda, menolak akses mereka ke bantuan konsuler AS, mencegah keberangkatan mereka dari Rusia, dan mewajibkan individu berkewarganegaraan ganda untuk menjalani dinas militer," bunyi peringatan yang diunggah di situs web kedutaan besar itu, dikutip dari Xinhua , Kamis (29/9).

"Warga negara AS sebaiknya tidak bepergian ke Rusia dan mereka yang tinggal di atau sedang bepergian ke Rusia sebaiknya segera meninggalkan Rusia meski opsi perjalanan komersial terbatas tetap ada," tambah peringatan itu.

Anjuran itu datang sekitar sepekan setelah Rusia mengumumkan mobilisasi parsial di tengah konflik dengan Ukraina.

Sebelumnya, Rusia menerapkan mobilisasi parsial pasca mengalami kemunduran dan posisinya kian terdesak di sejumlah wilayah Ukraina. Bahkan, Presiden Vladimir Putin memerintahkan petani untuk ikut wajib militer sebagai pasukan cadangan pasca pengumuman mobilsasi parsial.

"Saya juga ingin berbicara dengan kepala daerah dan kepala perusahaan pertanian. Sebagai bagian dari mobilisasi parsial, pekerja pertanian juga sedang direkrut. Keluarga mereka harus mendukung. Saya meminta Anda untuk memberi perhatian khusus pada masalah ini," kata Putin dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat yang disiarkan televisi, dikutipn dari Reuters, Kamis (29/9).

Meski begitu, keputusan Putin itu dinilai mampu meningkatkan risiko telbih lanjut terhadap rantai pasokan pangan dan musim panen pada 2023 mendatang. Mengingat, Rusia merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia.

Topik Menarik