Mencurigakan, Pejabat Jerman Yakin Jaringan Pipa Gas Rusia-Eropa Disabotase

Mencurigakan, Pejabat Jerman Yakin Jaringan Pipa Gas Rusia-Eropa Disabotase

Global | koran-jakarta.com | Kamis, 29 September 2022 - 08:40
share

Pejabat Jerman meyakini jaringan pipa gas alam Nord Stream yang menghubungkan Rusia ke Eropa telah disabotase pasalnya dua pipa milik perusahaan energi Gazprom dilaporkan mengalami kebocoran dalam waktu yang berdekatan.

Badan Energi Denmark pada Senin (26/9) mengumumkan adanya kebocoran di sistem Nord Stream 2 dekat Bornholm, sebuah pulau Denmark di Laut Baltik. Sementara Otoritas Maritim Swedia turut mendeteksi kebocoran di Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 yang juga berlokasi di dekat Bornholm.

"Tampaknya sangat tidak mungkin kebocoran pada dua pipa yang berbeda terjadi pada saat yang sama," Mate usz Kubiak, analis energi di konsultan Esper yang berbasis di Warsawa, mengatakan kepada media Politico.

Walau begitu, Kubiak yakin aksi sabotase tidak dilakukan Ukraina maupun pihak Barat mengingat mereka kian bergantung dengan impor energi Rusia.

"Oleh karena itu saya pikir kita harus berasumsi bahwa itu disengaja untuk membuat kebocoran ini," lanjut Kubiak, seraya menambahkan bahwa menurutnya tidak masuk akal bagi Ukraina atau Barat untuk menyabotase jaringan pipa.

Pada hari Selasa (27/9), Nord Stream AG, operator jaringan pipa, mengatakan kebocoran terjadi dalam skala besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kehancuran yang terjadi dalam satu hari di tiga jalur sistem pipa Nord Stream belum pernah terjadi sebelumnya," bunyi pernyataan Nord Stream AG.

Jakob Hanke Vela, seorang reporter Politico yang berbasis di Jerman turut menyuarakan bahwa Jerman percaya seseorang telah melakukan sabotase pipa tersebut.

"Kecelakaan sangat tidak mungkin terjadi, para pejabat di Berlin percaya kedua jaringan pipa telah diserang."

Menyusul insiden itu, Klaus Mller, presiden Badan Jaringan Federal Jerman, pada hari Senin (26/9) mengatakan situasinya "tegang" tetapi Jerman dan Uni Eropa tidak lagi bergantung pada Nord Stream 1. Federal Network Agency melaporkan tingkat penyimpanan gas di Jerman meningkat dan kini sekitar 91 persen.

Senada dengan Jerman, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen turut meyakini bahwa kerusakan pipa Nord Stream tidak disengaja.

"Situasinya luar biasa dan sulit membayangkan kerusakan itu tidak disengaja," ujar Federiksen.

Mengutip Danish Broadcasting Corporation, Angkatan Laut Denmark sendiri telah mengirim tim lokasi kebocoran untuk memeriksanya dan memperingatkan kapal agar menjauh. Sementara pemerintah Jerman tengah menerbitkan zona larangan terbang di atas area yang terkena dampak kebocoran.

Sebagai informasi, sistem pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 merupakan yang terbesar untuk mengangkut gas alam dari Rusia ke Eropa. Mengutip Associated Press, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, sistem Nord Stream 2 yang lebih baru dihentikan. Rusia juga secara bertahap mengurangi pasokan gas melalui Nord Stream 1, yang beroperasi penuh sebelum invasi.

Menanggapi tuduhan sabotase, Kremlin pada Selasa (27/9) mengatakan Rusia tidak mengesampingkan kemungkinan sabotase. Namun pemerintah Rusia tidak menyebut pihak-pihak yang kemungkinan terlibat atau motifnya.

Topik Menarik