Lawan Barat, Putin Bakal Kirim Nuklir Ke Belarus

Lawan Barat, Putin Bakal Kirim Nuklir Ke Belarus

Global | rm.id | Senin, 27 Juni 2022 - 08:05
share

Presiden Rusia Vladimir Putin bakal mengirim rudal balistik atau rudal jelajah berkekuatan nuklir ke Belarus, demi berjaga-jaga terhadap pihak Barat.

Putin mengatakan itu, ketika menerima Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Saint Petersburg, Rusia, Sabtu (25/6).

Dalam beberapa bulan, kami akan transfer ke Belarus sistem rudal taktis Iskander-M, yang bisa menggunakan rudal balistik atau jelajah, dalam versi konvensional dan nuklir, kata Putin ketika disiarkan televisi Rusia, seperti diberitakan AFP, kemarin.

Iskander-M, sistem peluru kendali bergerak dengan kode nama SS-26 Stone oleh NATO, menggantikan Scud Soviet. Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 kilometer (300 mil) dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.

Selain itu, Putin juga menawarkan meningkatkan pesawat tempur Belarus agar mampu membawa senjata nuklir.

Banyak Su-25 (pesawat) yang beroperasi dengan militer Belarus. Mereka dapat ditingkatkan dengan cara yang tepat, kata dia.

Modernisasi ini harus dilakukan di pabrik-pabrik pesawat di Rusia dan pelatihan personel harus dimulai sesuai dengan ini, imbuhnya.

Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir Reuters , Putin menawarkan itu karena Lukashenko menyatakan keprihatinannya tentang kebijakan agresif, konfrontatif dan menjijikkan dari tetangganya, Lituania dan Polandia.

Dia meminta Putin membantu Belarus, karena negara sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu menggelar penerbangan bersenjata nuklir di dekat perbatasan Belarus.

Minsk harus siap untuk apa pun, bahkan penggunaan persenjataan serius untuk mempertahankan tanah air kita dari Brest hingga Vladivostok, kata Lukashenko.

Ketegangan antara Rusia dan Barat telah meningkat sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina 24 Februari lalu. Rusia menuding NATO berencana mengakui Ukraina dan menggunakannya untuk mengancam Rusia.

Sementara, langkah Rusia tidak hanya memicu rentetan sanksi Barat. Tapi juga mendorong Swedia dan tetangga utara Rusia, Finlandia, bergabung dengan aliansi Barat.

Topik Menarik