Menkeu Janet Yellen Sebut Resesi di AS Tidak Terelakkan

Menkeu Janet Yellen Sebut Resesi di AS Tidak Terelakkan

Global | koran-jakarta.com | Selasa, 21 Juni 2022 - 00:02
share

WASHINGTON - Beberapa hari setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, menaikkan suku bunga acuan, Menteri Keuangan, Janet Yellen, pada Minggu (19/6), mengatakan resesi di Amerika Serikat (AS) "tidak terelakkan, yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan kontraksi ekonomi.

"Saya memperkirakan ekonomi akan melambat karena transisi ke pertumbuhan yang stabil. Tetapi, saya tidak berpikir resesi sama sekali tak terelakkan," katanya di This Week ABC .

Ekonomi AS telah pulih dengan kuat dari kerusakan yang ditimbulkan oleh Covid-19, tetapi melonjaknya inflasi dan gangguan rantai pasokan yang diperburuk oleh perang di Ukraina telah meningkatkan pesimisme.

Saham Wall Street pun jatuh setelah bank sentral AS, pada Rabu, menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 poin persentase, kenaikan paling tajam dalam hampir 30 tahun.

Para ekonom melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa kepercayaan konsumen melemah, dengan orang-orang mulai menunda rencana liburan, makan di luar atau melakukan perbaikan rumah.

Yellen mengakui bahwa "jelas inflasi sangat tinggi", sebagian disebabkan oleh perang di Ukraina, yang telah mendorong harga energi dan makanan. Tapi, dia mengaku tidak percaya bahwa "penurunan belanja konsumen adalah kemungkinan penyebab resesi".

"Pasar tenaga kerja AS bisa dibilang yang terkuat dari periode pascaperang dan laju inflasi akan melambat dalam beberapa bulan mendatang," ujar Yellen.

Dia mengakui bahwa sebagai Ketua The Fed, Jerome Powell bagaimanapun telah bekerja untuk mengendalikan inflasi sambil menjaga kekuatan pasar tenaga kerja.

"Itu akan membutuhkan keterampilan dan keberuntungan," tutur Yellen yang juga pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat.

Membantu Konsumen

Melonjaknya harga BBM, sekitar 5 dollar AS per galon, naik dua kali lipat dalam beberapa tahun, merupakan masalah mendesak bagi banyak orang Amerika.

Ditanya tentang proposal penangguhan sementara pajak BBM federal, Yellen menyatakan keterbukaan.

"Presiden AS, Joe Biden, ingin melakukan apa pun yang dia bisa untuk membantu konsumen, dan itu ide yang pasti layak dipertimbangkan," katanya.

Yellen juga menolak anggapan apakah Biden dapat bergerak lebih jauh untuk menurunkan harga di tingkat konsumen dengan menaikkan tarif impor barang-barang Tiongkok.

"Pengerjaan ulang tarif era Donald Trump adalah sesuatu yang sedang dipertimbangkan. Saya tidak ingin mendahului proses kebijakan," katanya.

Topik Menarik