Dianggap Tutupi Pelanggaran HAM China, Komisioner Tinggi HAM PBB Dituntut Mundur

Dianggap Tutupi Pelanggaran HAM China, Komisioner Tinggi HAM PBB Dituntut Mundur

Global | rm.id | Senin, 13 Juni 2022 - 23:50
share

Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk HAM, Michelle Bachelet dihujani kritikan tajam usai mengunjungi China, belum lama ini.

Menjelang pertemuan ke-50 Dewan HAM PBB, lebih dari 230 kelompok hak asasi manusia dari berbagai negara, termasuk Tibet, Hong Kong, Mongolia Selatan dan kelompok advokasi HAM internasional lainnya, mengeluarkan pernyataan bersama.

Pernyataan itu menyerukan agar Bachelet mengundurkan diri. Lewat petisi tersebut, mereka menuding Bachelet telah menutupi kekejaman HAM pemerintah China, termasuk ketika ia melakukan kunjungan ke Xinjiang.

Sejak menjabat pada 2005, Bachelet dinilai telah menyia-nyiakan kesempatan langka, salah satunya melakukan kunjungan ke Xinjiang untuk mempromosikan pelanggaran HAM yang dilakukan otoritas China, termasuk genosida di Turkistan Timur.

Bachelet juga lalai menawarkan satu rekomendasi khusus untuk mengatasi gawatnya krisis hak asasi manusia.

"Kegagalan hina untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah China atas kejahatannya terjadi meskipun ada seruan yang belum pernah terjadi sebelumnya," bunyi petisi tersebut.

Kelompok-kelompok HAM juga menyoroti langkah Bachelet yang berulang kali menyebut kamp-kamp interniran yang terkenal kejam dengan istilah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (VETC) Pemerintah China.

"Selama empat tahun masa jabatannya, Bachelet sepenuhnya diam tentang krisis hak asasi manusia yang menyelimuti Tibet dan bahkan gagal meminta akses," tambahnya.

Di samping itu, mereka juga mengatakan, Bachelet tidak mengunjungi Hong Kong dan gagal mengutuk kampanye menolak pemerintah China untuk menghancurkan HAM dan demokrasi di kota.

Bachelet juga tidak menyebutkan Mongolia Selatan, meskipun pihak berwenang China terlibat dalam serangan luas terhadap identitas Mongolia dan protes massal yang belum pernah terjadi sebelumnya di Mongolia Selatan pada tahun 2020.

Bachelet belum menanggapi kecaman baru-baru ini atas kunjungannya ke Beijing. Namun pada akhir lawatannya bulan lalu,

Bachelet mengatakan kunjungannya dimaksudkan sebagai kesempatan untuk membahas isu-isu hak asasi manusia dengan pejabat-pejabat senior China dan membuka jalan untuk pembicaraan lebih lanjut.

Bachelet juga membela diri dari kecaman bahwa ia bersikap terlalu lunak terhadap China, dengan mengatakan ia telah berbicara terus terang pada para pemimpin China tentang tindakan keras di Xinjiang dengan dalih memerangi terorisme.

Topik Menarik